Kisah di Balik Hijrah Roro Fitria: Ditangkap, Kemalingan, hingga Wafatnya Ibunda

29 April 2020 11:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roro Fitria. Foto: Instagram @roro.fitria1989.
zoom-in-whitePerbesar
Roro Fitria. Foto: Instagram @roro.fitria1989.
ADVERTISEMENT
Ada yang berbeda dari penampilan Roro Fitria setelah ia dibebaskan dari penjara. Perempuan berusia 30 tahun ini tak lagi berpenampilan seksi, namun justru berhijab dan menutupi auratnya.
ADVERTISEMENT
Pemain film Gunung Kawi ini menyatakan dirinya telah berhijrah. Berada di penjara selama kurang lebih dua tahun ternyata menggerakkan hati Roro untuk bertaubat.
"Adanya ujian silih berganti yang Allah kasih ke Nyai benar-benar bikin Nyai down, psikis, pikiran, jiwa, bahkan raga Nyai enggak mau makan, pikiran," ungkap Roro kepada kumparan, baru-baru ini.
Roro Fitria. Foto: Instagram @roro.fitria1989.
Salah satu titik yang membuat Roro semakin mantap untuk berhijrah adalah setelah sang ibunda, Raden Retno Winingsih, meninggal dunia pada 15 Oktober 2018. Saat itu, Roro benar-benar kehilangan semangat dan terpuruk.
Bintang sinetron Islam KTP itu mengaku, saat sang ibunda meninggal, setiap hari ia menangis, bahkan sampai pingsan, karena tak kuat menghadapi kenyataan.
"Kemarin dapat ujian bertubi-tubi, dari Nyai tertangkap, dirampas kebebasannya, sempat rumah kemalingan, puncaknya mama wafat. Bagi Nyai, harta paling berharga itu mama. Ketika Allah ambil harta terbesar bagi nyai, itu benar-benar down sekali, terpuruk sekali," kenang Roro Fitria.
ADVERTISEMENT
"Itu momen yang, 'Aku harus hijrah'. Nyai ingin di akhirat dibangkitkan Allah di padang mahsyar, dihisab, lewati jembatan shiratal mustaqim. Di surga ingin sekali bertemu mama dan papa. Tujuan hidup Nyai itu, ingin bertemu mama papa," imbuhnya.
Setelah itu, Roro Fitria semakin semangat dalam beribadah. Ia mengikuti pembinaan agama di rutan setiap harinya.
"Nyai enggak mau makan, pikiran. Tapi, Nyai berpikir Nyai enggak boleh berlarut-larut, kebetulan di rutan banyak pembinaan agama. Jadi Nyai tiap hari ke masjid, pengajian pagi dan siang," kata Roro.
Taubat dan Meninggalkan Kejawen
Dulu, sebelum tertangkap kasus narkoba, Roro Fitria diketahui kerap melakukan ritual kejawen. Mulai dari memasang dupa di depan lukisan Nyai Roro Kidul, ritual Malam Jumat Kliwon, hingga bertapa di gua.
ADVERTISEMENT
Namun, setelah berhijrah, Roro mencoba untuk meninggalkan semua ritual tersebut. Ia sudah mulai mengerti apa saja tindakan yang bisa menyekutukan Tuhan.
"Pelan-pelan Nyai akan tinggalkan, memilah dan memilih mana pure budaya, mana yang udah menyekutukan Allah. Musyrik itu salah satu dosa besar, Allah tidak suka, tapi ada bedanya sama budaya," ujarnya.
Roro Fitria. Foto: Instagram @roro.fitria1989.
Ya, Roro menegaskan kini dirinya sudah tak lagi bertapa di gua. Namun, ada salah satu budaya Jawa yang masih ia lakukan hingga sekarang, namun bukan kegiatan yang dianggap menyekutukan Tuhan.
"Ajaran Islam kalau nyekar (ke makam) kan enggak perlu bunga-bungaan, cuma kalau menurut adat Jawa, itu pakai. Kalau menurut Nyai itu enggak perlu didebatkan, asal doanya langsung menuju Allah," terangnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau supaya makam wangi, bersih, rapi, itu enggak apa-apa. Kita lihat dari segi bersih dan wanginya, tidak untuk memanggil zat lain selain Allah," tutup Roro Fitria.