Melihat Perjalanan Karier Dewi Lestari

20 Januari 2019 15:25 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dewi Lestari (Foto: Infografik: Putri Sarah Arifira/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dewi Lestari (Foto: Infografik: Putri Sarah Arifira/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mendengar nama Dewi Lestari atau Dee, mungkin yang terbayang di benak kita saat ini ialah buku yang ia buat. Begitu banyak karya yang telah dihasilkan oleh Dee, mulai dari 'Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh' hingga 'Aroma Karsa'.
ADVERTISEMENT
Dewi Lestari sebenarnya mengawali karier di dunia hiburan bukan sebagai penulis. Perempuan kelahiran Bandung ini pertama kali dikenal publik lewat dunia tarik suara. Ia pernah tergabung dalam grup vokal Rida Sita Dewi pada era 90an.
Tepat pada 20 Januari 2019, Dewi Lestari berulang tahun ke-42. Sehubungan dengan itu, kumparan mengajak kalian untuk melihat perjalanan karier Dee.
1. Grup vokal Rida Sita Dewi
RSD (Rida Sita Dewi) (Foto: Instagram/@deelestari)
zoom-in-whitePerbesar
RSD (Rida Sita Dewi) (Foto: Instagram/@deelestari)
Sejak kecil Dewi Lestari sudah akrab dengan dunia musik berkat sang ayah, Yohan Simangunsong, yang gemar bermain piano. Namun, ia baru terjun ke industri musik pada pertengahan era 90an.
Mulanya, Dee menjadi penyanyi latar untuk musisi-musisi asal Bandung, Iwa K dan Java Jive. Namun, Dee menganggap kesempatannya menjadi penyanyi latar di konser Chrisye sebagai sejarah tak terlupakan.
ADVERTISEMENT
“Pada 1994 saya terlibat di konser Chrisye yang digarap Mas Erwin Gutawa. Itu jadi satu kenangan, sejarah, dan pengalaman yang tidak terlupakan. Saya membantu seorang legenda sekelas Chrisye loh,” ungkap Dee dengan wajah berbinar ketika ditemui beberapa waktu lalu di kawasan Kuningan, Jakarta Selaran.
Pada tahun yang sama, Dee membentuk grup vokal RSD bersama Rida Farida dan Indah Sita Nursanti. RSD mampu melahirkan banyak lagu terkenal di era 90an dan 2000an awal, seperti ‘Antara Kita’, ‘Datanglah’, dan ‘Kusadari’.
Usai merampungkan album ‘The Best of Rida Sita Dewi’ (2002), Dee dan kawan-kawannya membubarkan diri. Meski punya suara yang bagus dan piawai mencipta lagu, Dee mengaku sudah tidak mau menjadi penyanyi.
ADVERTISEMENT
“Saya sepertinya tidak akan bernyanyi lagi. Karena prioritas saya sekarang bikin buku. Kalau orang lain yang menyanyikan (karya Dee), akan lebih gampang,” tuturnya.
2. Berpaling menjadi penulis cerita pendek, prosa, dan novel
Dee Lestari (Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dee Lestari (Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan)
Sejak SMA, Dee sangat gemar menulis cerita pendek. Kepiawaian Dee dalam menulis cerpen belum terapresiasi maksimal hingga Majalah Gadis mempublikasikan karyanya yang berjudul ‘Ekspresi’ pada 1993.
Pada 2001, Dee mengejutkan publik dengan novel ciptaannya yang bertajuk ‘Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh’. Di awal perilisannya, novel itu laris terjual hingga lebih dari 75 ribu kopi dan bahkan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk menembus pasar internasional.
Terdapat enam buku serial novel ‘Supernova’ yang rilis sejak 2001 sampai 2016. Meski sempat menuai banyak kritik, hingga saat ini serial novel tersebut masih laku keras di pasaran dan diakui sebagai karya Dee yang paling fenomenal.
ADVERTISEMENT
Selain ‘Supernova’, Dee juga mencipta banyak buku-buku hebat, seperti ‘Madre’, ‘Rectoverso’, 'Perahu Kertas', dan ‘Filosofi Kopi’. Beberapa karya Dee juga diadaptasi menjadi film.
3. Penulis lirik berbagai lagu hits
Di sela-sela kesibukannya menjadi penulis novel, Dee juga beberapa kali membuat lirik lagu. Semua bermula dari soundtrack film ‘Rectoverso’ adaptasi dari novel karya Dee dengan judul yang sama.
Dee mencipta banyak lagu populer yang termasuk dalam album tersebut, termasuk ‘Firasat’, ‘Malaikat Juga Tahu’, dan Aku Ada. Dee juga akhirnya bisa mempopulerkan banyak penyanyi, seperti Shanty berkat ‘Di Belahan Langit Hati’, Maudy Ayunda berkat ‘Perahu Kertas’ dan Raisa berkat ‘Kali Kedua’.
Karena kehebatan Dee dalam mencipta lagu, Erwin Gutawa tertarik untuk membuatkan konser ‘Salute to 3 Female Songwriters: Melly Goeslaw, Dewiq, dan Dee Lestari’. Konser tersebut rencananya akan digelar di ICE, BSD, Tangerang Selatan, pada 9 Februari mendatang.
ADVERTISEMENT
Dee menyambut gembira apresiasi dari Erwin. Ia pun mengaku terharu bisa disetarakan dengan Dewiq dan Melly.
“Apresiasi seperti ini jadi salah satu puncak prestasi. Saya ini hanya storyteller yang bercerita. Kebetulan, saya bisa cerita lewat lagu. Kemampuan menulis buku saya juga banyak membantu saya menulis lagu,” kata Dee.
4. Turunkan bakat pada anak
Dewi Dee Lestari (Foto: Vito/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dewi Dee Lestari (Foto: Vito/kumparan)
Kini Dee telah berusia 42 tahun dan memiliki dua anak, Keenan Avalokita Kirana, dari pernikahannya bersama Marcell Siahaan, dan Atisha Prajna Tiara, dari pernikahannya bersama Reza Gunawan. Ia pun juga mendekatkan kedua anaknya pada dunia musik.
“Bagi saya yang penting mereka suka seni, yang penting mereka kuasai alat musik, apapun. Eksplornya ke mana, terserah mereka,” ujar Dee.
ADVERTISEMENT
Bahkan Dee mengatakan bahwa Keenan telah mewarisi bakatnya menulis lagu. Ia pun sering kali memberi wejangan pasa Keenan.
“Waktu Keenan mau belajar bikin lagu sempat aku bantuin, ‘Nan, cari kata-kata yang enak diucapkan biar penyanyi nyaman. Jangan banyak potongan kalimat, kasih jeda,’ ya itu tips untuk dia. Tapi saya juga mau lihat dia eksplor sendiri,” paparnya.
Atisha hingga saat ini belum menunjukkan bakat serupa seperti Keenan. Namun, Dee tidak mau memaksakan.
“Atisha jago main musik. Lebih jago malah dari Keenan. Kan beda ya, ada orang yang jago main musik, tapi enggak jago bikin lagu. Pencipta lagu itu kan memang lebih ada unsur khayalan yang beda dari sekedar main (musik),” imbuh Dewi Lestari.
ADVERTISEMENT