Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pertama Kali Ngantor di DPR, Farhan Ditegur karena Pakai Sepatu Kets
22 Oktober 2019 10:04 WIB
Diperbarui 29 Oktober 2019 13:52 WIB
ADVERTISEMENT
Presenter yang juga penyiar radio, Muhammad Farhan , kini terjun ke dunia politik. Ya, ia terpilih menjadi salah satu anggota legislatif.
ADVERTISEMENT
Dilantik pada tanggal 1 Oktober lalu, Farhan resmi berkantor di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.
Rupanya, ada kejadian unik saat dia pertama kalinya berkantor di gedung wakil rakyat. Farhan yang tak biasa berpakaian formal mendapat teguran dari rekan-rekannya.
“Jadi, setelah dilantik, minggu depannya ngantor, 'kan. Begitu ngantor, saya ditegur, 'Kenapa bajunya terlalu santai?'. Ya, kemeja dikeluarin, celananya bukan celana rapilah, terus pakai sepatu kets,” ucap Farhan ketika ditemui di area gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Saat ditemui, Farhan memang berpenampilan cukup santai dengan sepasang sneakers-nya. Meski menggunakan kemeja, Farhan terlihat lebih santai dibanding rekannya yang lain.
Kata Farhan, awalnya dia hanya tahu jika pakaian formil digunakan ketika menghadiri undangan dengan dresscode tertentu. Namun, penampilan yang rapi dan cukup formil juga dibutuhkan ketika mereka menjalani aktivitas sehari-hari sebagai anggota legislatif.
ADVERTISEMENT
“Ya, mau tidak mau penting juga, sih, terus saya belajar menyesuaikan itu cuma kalau ada acara di lapangan seperti ini tetap santai, itu pun harus pakai kemeja,” kata Farhan.
“Setiap hari pakai kemeja dan jas, pakai celana panjang atau kemeja batik tangan panjang. Sudah, itu saja,” tambahnya.
Meski demikian Farhan mengaku tak terganggu dengan peraturan tersebut. Dia mengaku siap menjalani tugasnya menjadi wakil rakyat dengan peraturan yang ada.
“Kalau sekadar menyesuaikan pakaian, sih, enggak ada masalah. Itu pekerjaan yang paling ringan yang bisa kita kerjakan. Paling berat 'kan, begitu harus nge-review yang namanya undang-undang. Wah... Itu pusing, bos, apalagi ngomongin anggaran,” jelasnya.
Lebih lanjut, rutinitasnya pun kini juga sedikit mengalami perbedaan. Harus bangun pagi tentu tak begitu menjadi masalah baginya. Namun, kini dia harus siap tidur lebih lambat dari jadwal biasanya.
ADVERTISEMENT
“Kalau sudah rapat sampai setengah 12 malam, sudah mau pulang, tapi ditahan terus, apa boleh buat? Cuma tidur jam berapa pun, bangunnya jam 5, sih,” tutur Farhan.
Lantas, bagaimana dengan lingkungan pergaulannya kini? Apakah pergaulan di lingkungan pemerintahan terbilang lebih kaku? Rupanya, bagi Farhan , tidak demikian.
“Enggak ada. Kita, sih, agak lumer sekali hubungan kita dengan temen-temen, baik apalagi satu fraksi, ya. Beda fraksi saja, kita akrab banget, jadi enggak ada jaim-jaimnya,” tutupnya.