Sekuel Film 'Cek Toko Sebelah' Hadir Dalam Serial 12 Episode

18 Desember 2018 16:12 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ernest Prakasa. (Foto:  Alexander Vito Edward Kukuh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ernest Prakasa. (Foto: Alexander Vito Edward Kukuh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Film ‘Cek Toko Sebelah’ karya Ernest Prakasa menjadi sorotan pada tahun 2017 karena secara cerdas berhasil memadukan genre drama dan komedi. Film produksi Starvision tersebut juga berhasil mendulang lebih dari 2,5 juta penonton.
ADVERTISEMENT
Rencananya, layanan video on demand HOOQ akan menayangkan sekuel ‘Cek Toko Sebelah’ dalam bentuk serial 12 episode mulai dari 19 Desember besok. Jennifer Batty, Chief Content Officer HOOQ, mengungkapkan alasan utama memilih film tersebut sebagai salah satu original series dalam acara konferensi pers pada Selasa (18/12).
“Kami memahami pentingnya memperkaya konten guna memenuhi kebutuhan para pelanggan HOOQ yang berbeda. Film ‘Cek Toko Sebelah’ ini juga kan sudah dikenal banget. Jadi, HOOQ setiap mau keluarin konten juga sebisa mungkin yang sudah dikenal masyarakat,” ujarnya di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Ernest pun mengaku senang ketika ditawari untuk menjadi sutradara dan penulis skenario di serial ‘Cek Toko Sebelah’. Serial adalah format yang paling tepat karena Ernest ternyata tidak ingin membuat sekuel dari film tersebut.
ADVERTISEMENT
“Ya sebenarnya aku juga kan kangen ya reuni sama anak-anak stand up yang bermain di CTS ini. Tapi, memang sejak awal aku enggak mau dibuatkan sekuel. Jadi, ya series ini jadi solusi yang menyenangkan,” ungkap Ernest.
Pria berusia 36 tahun itu mengaku penggarapan serial ‘Cek Toko Sebelah’ lebih mudah karena latar tempatnya tidak terlalu banyak dan beragam. Namun, ia kesulitan karena baru pertama kali menulis naskah untuk sebuah serial.
Konferensi pers serial ‘Cek Toko Sebelah’. (Foto:  Alexander Vito Edward Kukuh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers serial ‘Cek Toko Sebelah’. (Foto: Alexander Vito Edward Kukuh/kumparan)
“Akhirnya aku bikin sinopsis film saja, tapi kalau biasanya dibelah menjadi 4 part, ini jadi 12 episode. Ini jadi pembelajaran baru lagi sih. So far aku happy,” kata Ernest.
Selain itu, ada perbedaan porsi kisah drama dan komedi yang cukup besar antara film dan serial ‘Cek Toko Sebelah’. Semua ia lakukan agar serial tersebut tidak terasa membosankan.
ADVERTISEMENT
“Kalau di film kan drama dan komedinya harus seimbang, karena ini series, jadi fokus di komedi, jadi seperti membuat sitkom. Ya, tontonan ini kan diperuntukkan untuk menghibur orang yang lagi santai, bengong atau menunggu, dan sebagainya,” tambahnya.
Ernest dibantu oleh Arie Kriting dan Bene Dion dalam menyutradari serial ‘Cek Toko Sebelah’. Ketiganya mendapat porsi yang sama rata, yakni mengerjakan total empat episode dari 12 episode yang akan disuguhkan.
Komedian sekaligus pemain film Arie Kriting, di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, Sabtu (8/9). (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Komedian sekaligus pemain film Arie Kriting, di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, Sabtu (8/9). (Foto: Munady)
Serial tersebut menjadi karya pertama Arie dan Bene Dion menjadi sutradara. Meski belum punya pengalaman, Ernest menceritakan alasan utamanya percaya pada mereka.
“Cara terbaik untuk menjadi sutradara ya, mengerti skenario. Memang secara teknis pengetahuan kita sedikit, tapi pengetahuan skenario kita sudah bagus. Nah, Arie dan Bene kan pernah menulis skenario dan menjadi comedy consultant,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini Ernest belum tahu apakah nantinya ada season kedua dari serial ‘Cek Toko Sebelah’. Namun, Ernest memastikan proses penggarapan serial ‘Cek Toko Sebelah’ akan dilakukan semaksimal dan seserius mungkin.
“Kan toko di film CTS ceritanya tutup. Nah, itu bingung harus digimanain kalau ada season 2-nya. Apakah toko buka lagi, atau buka di tempat baru, atau bagaimana, makanya nanti kita lihat saja,” imbuhnya.
Serial ‘Cek Toko Sebelah’ akan bercerita tentang perjuangan Erwin (Ernest Prakasa) memajukan toko milik ayahnya, Koh Afuk, agar lebih modern dan efisien. Namun, rencana modernisasi Erwin harus terhambat karena Koh Afuk kurang menyetujui hal tersebut dan para pegawai juga masih terlalu senang bekerja dengan cara jadul yang kurang efisien.
ADVERTISEMENT