Sutradara Ranah 3 Warna: Film Ini Punya Pesan yang Sesuai dengan Kondisi Pandemi

21 September 2020 22:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Film Ranah 3 Warna. Foto: MNC Pictures
zoom-in-whitePerbesar
Film Ranah 3 Warna. Foto: MNC Pictures
ADVERTISEMENT
Ranah 3 Warna merupakan novel kedua dari penulis Ahmad Fuadi. Sama seperti novel pertama, Ranah 3 Warna yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa mengangkat kisah dari tokoh Alif Fikri.
ADVERTISEMENT
Ranah 3 Warna pun saat ini dialihwahanakan menjadi film layar lebar. Film ini disutradarai Guntur Soeharjanto.
Guntur merasa, film mampu menawarkan kisah yang inspirasi. Di sisi lain, film juga dirasa cocok dengan situasi pandemi COVID-19 yang saat ini masih terjadi di Indonesia.
Film Ranah 3 Warna. Foto: MNC Pictures
"Ini kisah tentang seseorang yang sudah berusaha sekuat tenaga, sudah Man Jadda Wa Jadda, namun belum juga berhasil. Perlu adanya kesabaran, Man Shabara Zhafira," ujar Guntur Soeharjanto, sutradara film Ranah 3 Warna dalam siaran pers yang kumparan terima beberapa waktu lalu.
"Hal itu sangat related dengan kehidupan saat ini di tengah situasi pandemi," sambungnya.
Saat ini, proses syuting Ranah 3 Warna telah selesai. Namun, memang jadwal perilisannya masih menunggu pandemi di Indonesia mereda.
Film Ranah 3 Warna. Foto: MNC Pictures
Film Ranah 3 Warna dibintangi oleh beberapa artis ternama. Tiga di antaranya adalah Arbani Yasiz, Teuku Rassya, dan Amanda Rawles.
ADVERTISEMENT
Amanda pun menceritakan seperti apa tantangannya dalam berperan di film Ranah 3 Warna. Menurutnya, ada beberapa hal yang memang butuh untuk dipelajari secara perlahan.
"Peranku jadi jurnalis. Kalau menjadi jurnalis sebenarnya ada bayangan. Nah, yang lumayan menantang itu, aku harus bisa menari Minang dan belajar Bahasa Prancis. Agak susah ya," kata Amanda.
Amanda Rawles. Foto: Munady Widjaja
Hal serupa juga dialami oleh Arbani Yasiz, pemeran tokoh utama, Alif Fikri. Ia mengaku, ada kesulitan tersendiri dalam berperan di film Ranah 3 Warna.
"Ini pertama kalinya dapat karakter aksen Minang, padahal saya bukan orang Minang, saya ini Medan dan Palembang, ini berbeda banget," tuturnya.