5 Penyebab Kebotakan Pada Anak

2 Januari 2020 11:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi balita. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi balita. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kerontokan rambut ternyata tak hanya jadi masalah orang dewasa, melainkan juga pada anak. Bahkan kerontokan rambut pada anak yang tidak ditangani bisa menyebabkan si kecil mengalami kebotakan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Anda perlu mewaspadai gejalanya, Moms. Dikutip dari laman Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), berikut penyebabnya kebotakan rambut pada anak.
1. Tinea Capitis
Ilustrasi balita Foto: Shutter Stock
Tinea capitis adalah infeksi jamur pada kulit kepala. Biasanya ditandai dengan adanya kebotakan (pitak) kurang lebih sebesar koin pada kulit kepala anak.
Pada bagian kulit tersebut biasanya juga tampak bersisik dan berwarna putih, layaknya kurap. Penyakit ini menular dan biasa diderita oleh anak-anak mulai balita hingga usia sekolah, Moms.
2. Alopecia Areata
anak balita bermain Foto: Shutterstock
Kebotakan pada anak juga bisa disebabkan karena alopecia areata, yakni salah satu penyakit gangguan autoimun. Jadi, sistem kekebalan tubuh anak menyerang folikel rambut dan menyebabkan kerontokan atau kebotakan pada kulit kepalanya.
ADVERTISEMENT
Biasanya, alopecia areata terjadi pada sebagian rambut dan menyebabkan penderitanya pitak. Jika kebotakan terjadi pada seluruh kulit kepala disebut alopecia totalis, namun apabila terjadi pada seluruh tubuh disebut alopecia universalis. Penyakit ini sebenarnya dapat terjadi pada semua usia, namun sebagian besar kasus alopecia areata terjadi pada anak-anak dan remaja.
3. Trikotilomania
Trikotilomania merupakan kondisi ketika anak atau remaja memiliki kebiasaan mencabuti rambut sendiri —akibat dorongan psikologis yang tak tertahankan. Adapun gangguan ini sering disebut dengan gangguan pengendalian impuls (impulse-control disorder).
Gangguan trikotilomania paling banyak ditemukan pada remaja perempuan usia 11 sampai 13 tahun. Untuk remaja yang mengalami stres atau depresi punya risiko lebih besar terkena penyakit ini, Moms.
ADVERTISEMENT
4. Telogen Effluvium
Ilustrasi Anak Suka Menjambak Rambut Foto: Thinkstock
Penyebab kebotakan pada anak bisa dikarenakan telogen effluvium, yakni kondisi stres pada anak sehingga mengakibatkan kerontokan rambut. Stres terjadi secara tiba-tiba dan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti demam tinggi, pembedahan, hingga rasa sedih.
Kerontokan rambut karena telogen effluvium mengakibatkan akar rambut berhenti tumbuh. Dalam kurun waktu 6 hingga 16 minggu, rambut akan rontok dan terjadi kebotakan pada anak. Bila stres sudah berhenti, nantinya rambut akan tumbuh kembali 6 bulan kemudian.
5. Hipotiroidisme
Ya Moms, anak penderita hipotiroidisme berisiko mengalami kerontokan rambut. Hal ini dikarenakan kelenjar tiroid yang kurang aktif akan memproduksi hormon tiroid lebih sedikit. Hal itu bisa berdampak pada pertumbuhan dan struktur rambut anak.
ADVERTISEMENT
Jika anak Anda sudah telanjur mengalami kebotakan, coba atasi dengan beberapa cara ini.
Anak menyisir rambut. Foto: Thinkstock
1. Cuci rambut secara rutin dengan sampo yang tepat sesuai usia anak.
2. Pada penyakit tinea capitis, hindari kontak dengan hewan terinfeksi karena infeksi jamur tinea capitis dapat disebarkan melalui hewan.
3. Hindari menyisir rambut dalam keadaan basah.
4. Konsumsi makanan kaya akan protein, zat besi dan asam lemak omega-3 berfungsi sebagai vitamin rambut.
5. Kunjungi dokter spesialis kulit kelamin agar diketahui penyebab pasti kebotakan dan dapat diatasi dengan tepat.
6. Gunakan obat-obatan dan sampo khusus, sesuai anjuran dokter.