9 Hal yang Dilakukan Dokter saat Periksa Kehamilan

24 Maret 2018 8:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Dokter (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dokter (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Anda sudah dinyatakan positif hamil oleh dokter atau bidan. Selanjutnya, Anda disarankan untuk memeriksakan kehamilan Anda secara rutin, atau setidaknya tiga kali selama masa kehamilan.
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan kehamilan penting untuk memastikan kondisi Anda maupun janin selalu baik-baik saja. Selain itu, dengan rutin memeriksakan diri, dokter atau bidan juga dapat mendeteksi lebih dini bila ada gangguan atau masalah yang perlu segera ditangani.
Pada wanita yang pertama kali hamil biasanya muncul pertanyaan, apa saja sih yang dilakukan dokter atau bidan ketika melakukan pemeriksaan kehamilan? Apakah sama dengan kalau kita sakit dan memeriksakan diri ke dokter umum?
Ilustrasi Timbangan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Timbangan (Foto: Pixabay)
Jawabannya, tidak sama, Moms. Tapi tak perlu khawatir. Ketahui apa-apa saja yang biasanya dilakukan dokter dan pahami manfaatnya agar Anda dapat merasa lebih tenang dan nyaman menghadapi setiap pemeriksaan. Ke-9 hal ini misalnya:
1. Periksa Berat Badan
Setiap Anda berkunjung untuk memeriksakan kehamilan, dokter akan meminta berat badan Anda diperiksa. Umumnya, perawat yang akan memeriksa Anda dan mencatatnya sebelum Anda bertemu dengan dokter atau bidan.
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui apakah Anda mengalami kenaikan berat badan yang mencukupi atau tidak. Idealnya, berat badan naik kurang lebih setengah kilogram setiap minggu.
Bila berat badan naik berlebihan, risiko ibu hamil maupun janin mengalami masalah akan meningkat. Sebaliknya, bila berat badan ibu hamil sampai tidak naik, artinya juga tidak baik.
Pengecekan tekanan darah (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Pengecekan tekanan darah (Foto: Wikimedia Commons)
2. Periksa Tekanan Darah
Selain berat badan, tekanan darah adalah hal yang akan diperiksa pada setiap kunjungan. Gunanya untuk mendeteksi apakah tekanan darah ibu hamil normal atau tidak.
Tekanan darah yang tinggi dikhawatirkan akan membuat ibu mengalami kondisi keracunan kehamilan yang biasa dikenal dengan nama pre-eklampsia atau eklampsia. Sebaiknya, tekanan darah yang rendah bisa menyebabkan ibu hamil mengalami pusing dan lemah.
Ilustrasi USG ibu hamil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi USG ibu hamil. (Foto: Thinkstock)
3. Periksa Denyut Jantung Janin
ADVERTISEMENT
Setelah usia kehamilan mencapai bulan ketiga atau 12 minggu, dokter atau bidan umumnya akan memeriksa denyut jantung bayi setiap Anda menemuinya untuk mengetahui apakah janin dalam keadaan normal.
Pada trimester ketiga, pemeriksaan denyut jantung ini juga dapat digunakan untuk memperkirakan waktu persalinan. Semakin dekat ke waktu persalinan, biasanya detak jantung janin menjadi lebih cepat dari biasanya.
4. Periksa Perut
Pemeriksaan perut penting untuk mengetahui besar janin dan posisinya apakah dalam batas normal atau tidak. Besar bayi saat lahir sangat berpengaruh pada proses persalinan maupun pada kesehatan bayi itu sendiri.
Pada saat ini biasanya dokter atau bidan juga melakukan pemeriksaan panggul. Caranya dengan meraba bagian yang bertulang pada tubuh bagian samping Anda. Pemeriksaan panggul dilakukan untuk memperkirakan apakah panggul cukup besar untuk dilalui bayi yang berukuran normal pada saat melahirkan.
Ibu hamil periksa ke dokter.  (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu hamil periksa ke dokter. (Foto: thinkstock)
5. Periksa Dalam
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi bilamana ada kelainan dalam rahim, misalnya tumor. Periksa dalam dilakukan dengan memasukkan satu atau dua jari tangan dokter atau bidan ke dalam vagina. Biasanya sebelum melakukannya, dokter atau bidan akan menggunakan cairan pelumas agar tidak menimbulkan rasa sakit.
Dalam pemeriksaan ini dokter atau bidan akan meraba rahim, saluran telur dan indung telur ibu hamil. Cara ini juga akan dilakukan menjelang persalinan untuk mengetahui kapan bayi akan lahir.
Ilustrasi golongan darah. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi golongan darah. (Foto: Pixabay)
6. Periksa Darah
Pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan. Bila dokter atau bidan meminta Anda melakukannya, Anda dapat menanyakan alasannya.
Umumnya pemeriksaan darah dilakukan untuk memastikan golongan darah dan faktor rhesus Anda. Selain itu, kadang-kadang tes darah juga diperlukan bila ada kecurigaan kemungkinan ibu hamil mengalami penyakit tertentu.
ADVERTISEMENT
7. Periksa Air Seni
Pemeriksaan air seni umumnya dilakukan di awal kehamilan untuk memastikan kehamilan Anda. Namun saat sudah memasuki trimester kedua dan ketiga, bisa saja dokter atau bidan minta Anda melakukan pemeriksaan ini untuk memeriksa kadar protein dan gula dalam tubuh.
Penyakit diabetes melistus, keracunan kehamilan, atau infeksi kandung kemih pada ibu hamil juga dapat diketahui melalui pemeriksaan air seni.
Ilustrasi ibu hamil cemas  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil cemas (Foto: Thinkstock)
8. Tes Pap
Tes ini diperlukan bila dokter atau bidan mencurigai adanya kelainan dalam mulut rahim. Tes ini dilakukan untuk melacak ada tidaknya sel-sel prakanker atau penyakit lainnya.
9. Uji Cairan Ketuban
Uji cairan ketuban (amnio) biasanya hanya dilakukan saat ditemukan gangguan janin yang serius. Prosedur ini dapat mendeteksi adanya kelainan kromosom dan cacat bawaan serta mendiagnosis penyakit. Prosedur pengujian amnio ini disebut amniosentesis.
ADVERTISEMENT