Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Anak Balita Suka Berjalan Jinjit, Normal Enggak Ya?
4 September 2018 15:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Ada sejumlah alasan mengapa seorang anak, khususnya balita , suka berjalan jinjit atau bertumpu pada jari-jari kakinya. Meski bisa juga, balita melakukannya tanpa ada alasan sama sekali. Maklum, di usia balita, rasa ingin tahu anak sangat tinggi. Mereka suka mencoba hal-hal baru termasuk saat menggunakan kakinya dengan cara yang tidak biasa.
ADVERTISEMENT
Menurut Liesa M. Persaud, PT, DPT, PCS, CKTP, dalam enam bulan pertama dapat berjalan secara mandiri, wajar bila anak suka berjalan jinjit. Liesa adalah ahli terapi fisik berlisensi dengan pengalaman lebih dari 26 tahun di bidang terapi orang dewasa dan anak serta pengajar anatomi manusia, fisiologi dan nutrisi di Tulsa Community College, Amerika Serikat.
Liesa juga kerap menjadi narasumber untuk berbagai media dan memberikan seminar tentang kebiasaan anak berjalan jinjit di channel Yotube maupun pertemuan medis di berbagai negara. Namun, “Jika anak tetap suka atau sering berjalan jinjit lebih dari enam bulan, itu artinya ada masalah, dan Anda harus memeriksanya,” katanya.
Masalah apa yang dimaksud Liesa? Seringkali, anak-anak dengan masalah sensorik tidak dapat mentoleransi tekstur tertentu di bawah kaki. Berjalan kaki bahkan bisa menjadi tanda awal cerebral palsy, distrofi otot dan autisme, jadi penting untuk memeriksanya.
Senada dengan Liesa, Annelia Sari Sani, psikolog dari Petak Pintar Center for Learning Problems dan Klinik Psikologi RSAB Harapan Kita, mengatakan berjalan jinjit sebenarnya adalah tahapan normal dalam perkembangan motorik anak balita .
ADVERTISEMENT
"Biasanya, di rentang usia 18 sampai 24 bulan anak akan eksplorasi gerak dengan berjalan jinjit, jalan pakai tumit, jalan mundur, dan sebagainya," kata Annelia yang biasa disapa Anne.
"Tapi kalau di umur 3 tahun anak masih suka berjalan jinjit sebagai kebiasaan, bukan karena ada tujuan tertentu misalnya mau menggapai objek yang lebih tinggi, maka orang tua perlu curiga," tambahnya. Menurut Anne, ini bisa jadi tanda anak memiliki masalah dalam perkembangan neurologis atau perkembangan ototnya (neuromuscolosceletal).
Kebiasaan anak berjalan jinjit juga bisa menunjukkan adanya masalah disfungsi sensori integrasi atau Sensory Processing Disorder (SPD) "Karena masalah sensori itu akarnya adalah masalah neurologis," ujar Anne. Bisa juga, anak mengalami keterlambatan perkembangan atau developmental delays.
Lantas, apa yang terjadi bila kebiasaan anak balita berjalan jinjit ini dibiarkan?
ADVERTISEMENT
Seperti juga penjelasan Anne, menurut Liesa, sebaiknya orang tua tetap berbuat sesuatu dan membantu mengatasi kebiasaan ini sebelum usia tiga tahun. "Supaya pola gerakan tidak menjadi terlalu melekat pada anak atau sampai mengubah struktur kakinya!“ tegas Liesa.
Ini sangat penting, karena saat lahir tulang-tulang di tubuh manusia masih sangat lembut dan menjadi kuat seiring bertambahnya usia anak. "Nah, tulang kaki sudah jadi kuat pada sekitar usia enam tahun,” kata Liesa.
Karena itu, Anne pun berpesan, orang tua harus sesegera mungkin mencari tahu akar masalahnya bila menemukan kondisi ini pada balita Anda. "Kalau jinjit yang sudah berupa gangguan itu tidak dicari tahu segera apa akar masalahnya maka bisa tidak tertangani dengan baik. Ini tentu akan menimbulkan gangguan lain, Mulai dari gangguan psikomotorik hingga gangguan perilaku dan belajar."
ADVERTISEMENT
Jadi jangan pernah menunda-nunda ya, Moms. Tidak mau kan, menyesal bila ternyata semuanya sudah terlambat?