Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Alergi susu sapi merupakan kondisi di mana sistem imunitas tubuh memberi respons berlebihan terhadap kandungan protein di dalam susu. Setiap kali anak minum susu, imun tubuhnya berpikir bahwa protein ini bisa menyakitkan dan tubuh bekerja keras untuk melawannya. Ujungnya, tubuh melepaskan bahan kimia seperti histamin sebagai bentuk reaksinya.
Alergi ini umumnya terjadi pada bayi dan berakhir sampai anak berusia 4 tahun. Menurut laman NCBI, 2 sampai 6% anak alergi susu sapi dengan reaksi tertinggi terjadi di masa satu tahun pertama bayi. Sekitar 50% bayi menderita alergi ini di tahun pertamanya.
Mengutip laman Kidshealth, bayi yang alergi dengan susu sapi bisa menunjukkan gejala alergi selama berhari-hari sampai berminggu-minggu sejak pertama kali mengkonsumsinya. Dan biasanya, bayi alergi setelah diberikan susu formula yang mengandung protein dari susu sapi.
ADVERTISEMENT
Itulah kenapa, pemberian susu sapi atau susu formula dari susu sapi pada anak apalagi bayi tidak boleh asal dilakukan, Moms. Karena bisa saja, si kecil berisiko alergi.
Alasan ini juga menjadi salah satu alasan WHO merekomendasikan ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi yang sebaiknya diberikan secara ekslusif (hanya ASI saja) sejak lahir hingga usia 6 bulan.
Setelah bayi berusia 6 bulan, bayi dapat diberi makanan padat (makanan pendamping ASI) sambil terus disusui hingga usia 2 tahun atau lebih. Sementara susu sapi, bisa dikenalkan pada susu sapi atau produk-produk olahannya setelah usia 1 tahun.
Sayangnya, alergi tidak bisa begitu saja atau secara langsung diketahui. Biasanya dokter akan mengumpulkan semua tanda dan gejala, hasil pemeriksaan fisik, riwayat dan perjalanan alergi termasuk riwayat alergi dalam keluarga dan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan.
ADVERTISEMENT
Diagnosis alergi susu sapi juga dapat ditegakkan dengan melakukan cara mencoba-coba atau trial and error test. Sebab tanda dan gejala susu sapi biasanya berupa reaksi aleri yang timbul segera sesudah mengonsumsi susu sapi, tetapi dapat juga timbul kemudian.
Bila konsumsi susu sapi ditiadakan, maka gejala-gejala tersebut juga akan mereda.
Nah, ada saja gejala-gejala yang dapat menjadi tanda atau ciri anak alergi susu sapi?
1. Pada sistem saluran pencernaan
Gejala pada saluran pencernaan merupakan gejala alergi yang paling sering timbul. Gejala tersebut adalah:
- Bengkak dan gatal di bibir, mulut, dan tenggorokan
- Diare dan muntah
- Diare kronis lebih dari 2 minggu atau dapat juga konstipasi atau sembelit kronis.
ADVERTISEMENT
- Dehidrasi, gangguan elektrolit, dan penuran berat badan.
- Mencret sampai bisa mengandung darah.
2. Pada kulit
Gejala pada kulit merupaka gejala tersering kedua yang timbul setelah mengkonsumsi susu sapi. Gejala yang muncul biasanya adalah dermatitis atopik atau eksim yang umumnya jelas terlihat di pipi.
3. Pada saluran pernapasan
Gejala pada saluran pernapasan cenderung jarang. Gejala tersebut di antaranya gejala dari rhinitis alergi , suara serak, batuk krois dan otitis media atau peradangan pada teling tengah.
Sama seperti pada alergi makanan lainnya, maka menghindari pemberian susu sapi dan produk olahannya seperti keju, es krim, kue, dan biskuit yang mengandung susu merupakan cara terbaik untuk mengtasi alergi susu sapi. Sebagai penggantinya, berikan anak susu formula yang mengandung protein hidrolisat atau lebih baik lagi dengan formula asam amino.
ADVERTISEMENT
Selain gejala-gejala tersebut di atas, mata yang gatal, berair, atau bengkak hingga yang terparah tekanan darah menurun hingga sakit kepala dan hilang kesadaran juga merupakan ciri-ciri atau tanda alergi susu sapi, Moms.
Namun, ciri-ciri tersebut tak selalu terjadi di semua anak. Reaksi seseorang terhadap alergi bervariasi dan berbeda-beda, ada anak yang bereaksi ringan, tapi ada pula yang sampai mengancam nyawa.
Karena itu bila anak mengalami gejala alergi yang tampak berbahaya, lekas bawa ia ke dokter untuk mendapat penanganan.
Jangan lupa, bicarakan denagn dokter menu apa yang aman untuk si kecil. Bila ia masih menyusu, Anda mungkin perlu memerhatikan juga asupan Anda. Bila anak minum susu formula yang terbuat dari susu sapi, Anda mungkin perlu menggantinya dengan susu soya. Bila anak sudah makan makanan padat, evaluasi pola dan menu makanannya.
ADVERTISEMENT
Pengumpul bahan: Nanda Saputri