Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jangan Pusing, Ini Cara Hadapi Anak yang Suka Menguping
18 November 2018 9:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Anak-anak memang bukan penyadap profesional, tapi mereka suka menguping! Hahaha... Tahu kan, Moms, bagaimana dengan sengaja atau tidak mereka seperti bisa dengan cepat menangkap dan mengingat apapun yang mereka dengar?
ADVERTISEMENT
Mulai dari obrolan Anda dengan neneknya, gosip pengasuhnya dengan tetangga sebelah, berita gosip di TV yang menyala saat keluarga Anda sedang makan di restoran dan berbagai topik dewasa lainnya yang Anda tidak inginkan jadi konsumsinya.
Apalagi, kalau anak lantas mulai bertanya-tanya tentang apa yang sudah didengarnya. Aduuuuh... kenapa ya, mereka melakukannya?
Dr. Robert Lagrou, D.O., seorang psikiater anak dan kepala layanan dari Henry Ford Health System Kingswood Hospital di Michigan, Amerika Serikat menjelaskan, menguping adalah bagian normal dari perkembangan anak terutama antara usia 5-10 tahun. Anak-anak secara alami penuh rasa ingin tahu.
Bayangkan saja, Moms, karena masih kecil lingkungan anak sehari-hari biasanya terbatas pada rumah dan tempat bermain saja. Ini membuat anak-anak cenderung belajar lebih banyak dari apa yang mereka dengar dari orang-orang dewasa di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
"Anak akan berusaha untuk mendapatkan pemahaman atau informasi lebih banyak dari ayah, ibu, pengasuh atau siapa saja yang dianggapnya lebih bisa memahami dunia," kata Donald Deering, Ph.D., spesialis modifikasi perilaku dengan departemen pengobatan perilaku di St. Joseph Mercy Oakland di Pontiac, Amerika Serikat.
Jadi meski Anda mungkin ingin langsung menegur anak Anda karena menguping, coba tarik napas dalam-dalam lalu ikuti saran-saran ini dari Lagrou dan Deering berikut ini untuk menghadapinya:
Kejujuran selalu terbaik
"Saya penggemar transparansi," kata Deering. Jika Anda menghindari pertanyaan anak Anda tentang apa-apa yang didengarnya, peluangnya anak akan mencari dan mendapatkan jawaban di tempat lain. Tidak mau, kan? Maka jadilah yang terdepan dan terpercaya dalam hal memberi anak sumber informasi utama.
ADVERTISEMENT
Atau beritahu anak apa-apa yang tengah terjadi bahkan sebelum ia mulai menguping. Misalnya, ketika ada kematian dalam keluarga atau ada rencana kegiatan tertentu di komplek perumahan Anda.
Memiliki orang tua yang bersikap terbuka membuat anak-anak yang selalu penasaran tumbuh dengan pandangan holistik tentang tempat mereka di dunia serta pemahaman yang lebih baik tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk mengubahnya.
Manfaatkan dengan tepat
Saat Anda menguping, Anda juga dapat memanfaatkannya! Ya Moms, gunakan untuk menyampaikan secara tidak langsung hal-hal yang Anda ingin diketahui oleh anak.
Misalnya dengan mengatakan kepada suami, "Sepertinya Dinta belum siap untuk memelihara kucing ya, dia masih sering lupa dengan tugas-tugasnya di rumah?"
Katakan ini pada suami saat si kecil Dinta, putri Anda, sedang bermain di dekat Anda dan Anda ingin ia dapat lebih bertanggungjawab dengan tugas-tugasnya sebelum mengizinkannya memelihara kucing.
Berusahalah untuk mengerti
ADVERTISEMENT
Jangan panik ketika anak bertanya tentang sesuatu yang dia dengar dari menguping, meski menurut Anda hal tersebut seharusnya tidak didengar atau ditanyakan oleh anak. Bersikaplah tenang lalu tanyakan pada anak apa yang dia pikir dia dengar.
“Anda mungkin terkejut dengan jawaban anak-anak karena kemungkinannya adalah, pemahaman mereka tidak berjalan sedalam yang Anda pikirkan.,” kata Lagrou. Ini juga akan memberi Anda sedikit waktu untuk membentuk jawaban yang sesuai dengan usia, kata Deering.
Katakanlah putri Anda berjalan melewati ruang tamu saat Anda sedang menonton berita pembunuhan atau kasus korupsi dan Anda buru-buru meraih remote, tetapi anak terlanjur mendengar dan mengajukan pertanyaan.
"Dengarkan pendapat anak, bahkan jika apa yang mereka katakan sepertinya tidak relevan," kata Deering. Tanyakan kepada anak Anda apa yang dia ketahui tentang korupsi misalnya.
ADVERTISEMENT
“Jika jawabannya adalah, 'Korupsi itu jelek dan enggak boleh,' Anda jelas bisa menyaringnya.” Dengan kata lain, tidak perlu menggali terlalu banyak lagi mengenai topik ini. Tetapi jika anak bilang, "Orang yang korupsi itu memang banyak, ayahnya temanku ada yang korupsi!,'" ini jelas membutuhkan respons yang lebih sensitif dan penuh pertimbangan, kata Deering.
Evaluasi diri sendiri
Evaluasi diri untuk dengan jelas mengetahui perasaan dan sikap Anda sendiri tentang suatu topik penting. Ini membantu menghindari Anda tidak siap atau bingung ketika harus menjelaskannya pada anak. Terutama ketika pemahaman anak keliru. Jangan lupa, libatkan pasangan Anda.
“Seringkali orang tua tidak memiliki pendapat yang sama mengenai suatu topik yang penting,” jelas Deering. "Perbedaan pendapat ini seharusnya sudah tidak ada ketika orang tua hendak menjelaskannya pada anak-anak."
ADVERTISEMENT
"Apapun reaksi emosional Anda adalah" untuk pertanyaan seorang anak, Lagrou berkata, ingat: "Mereka akan mengukurnya." Jadi jika Anda mengambil waktu lama untuk menjawab pertanyaan atau mata Anda melebar karena ngeri, "Mereka akan menangkap itu. ”Jadilah sadar, sekali lagi, tidak menyelam dari ujung yang dalam dan mengoceh informasi lebih banyak dari yang mereka minta.
Tegas pada batasan
Punya topik yang Anda rasa terlalu tabu untuk telinga anak Anda? Katakan kepada anak bahwa belum saatnya ia tahu atau mengerti. Katakan, "Ibu dan ayah tidak mau kamu jadi ketakutan atau gelisah," kata Lagrou.
Anda juga bahkan dapat menjelaskan pada anak bahwa memang ada beberapa hal yang lebih baik tidak diketahuinya. "Anak-anak perlu memahami konsep privasi," kata Lagrou. Tapi jangan beri anak alasan, "Pokoknya kamu enggak boleh tahu!" atau "Ini bukan urusan kamu!" Kalimat-kalimat seperti ini tidak akan membantu, Moms!
ADVERTISEMENT