Kenapa Dot dan Empeng Tidak Disarankan untuk Bayi?

20 April 2018 11:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Dot Bayi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dot Bayi (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Bayangkan bila Anda sedang menyaksikan kuis di televisi lalu diminta menyebutkan benda-benda yang lekat dengan dunia atau kebutuhan bayi. Bisa jadi, peserta kuis tersebut akan menyebutkan dot dan atau empeng.
ADVERTISEMENT
Maklum, dua benda ini memang sudah dianggap lazim dan masih banyak dimasukkan dalam daftar barang-barang yang dibutuhkan bayi. Tidak jarang pula, ibu yang baru melahirkan mendapat dot dan empeng sebagai hadiah entah dari rumah sakit maupun dari kerabat.
Padahal, dokter dan konsultan laktasi justru tidak menyarankan dot dan empeng diberikan pada bayi maupun anak lho, Moms! Karena ternyata keduanya dapat membawa banyak dampak negatif untuk si kecil.
Ilustrasi Empeng Bayi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Empeng Bayi (Foto: Pixabay)
Laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengulas khusus masalah penggunaan dot yang juga dikenal sebagai dummy, soother atau pacifier ini. Dot atau empeng yang dimaksud di sini adalah pengganti puting susu (ibu) yang biasanya terbuat dari karet atau plastik.
ADVERTISEMENT
Dilansir IDAI, dot memang dapat menenangkan bayi ketika rewel atau gelisah, memberikan kepuasan, serta mengurangi risiko terjadinya SIDS. Pada bayi kecil yang dirawat di ruang perawatan intensif, dot selain dapat memberikan kenyamanan, mempercepat proses pemberian minum oral, juga memperpendek masa rawat.
Namun, diketahui bahwa dampak negatif penggunaan dot juga sangat banyak dan serius. Mulai dari penyapihan dini, peningkatan risiko infeksi saluran cerna, saluran pernafasan, maupun Otitis Media Akut (OMA) yaitu salah satu infeksi yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak.
Karena itu, menyusui bayi secara alami jauh lebih baik daripada pemberian dot.
Bayi diberi empeng (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi diberi empeng (Foto: Pixabay)
Sekretaris Jenderal Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Farahdibha Tenrilemba, yang juga seorang Konselor Menyusui dan Dosen Kesehatan Masyarakat juga tidak menyarankan pemberian dot dan atau empeng pada bayi maupun anak.
ADVERTISEMENT
"Dot memberikan pemenuhan rasa puas yang salah pada bayi karena puting tiruan tidak sama dengan puting asli," Farahdibha menjelaskan. Inilah mengapa pemakaian dot akan mengganggu proses menyusu ke payudara yang menyebabkan bayi mudah mengalami bingung puting.
Lebih lanjut Farahdibha menjelaskan bahwa pemakaian dot juga akan memperpendek durasi pemberian ASI sehingga menghambat tercapainya ASI ekslusif selama 6 bulan dan keberlanjutan pemberian ASI hingga 2 tahun atau lebih. "Semakin sering pemakaian dot, semakin kurang produksi ASI!" ujarnya.
Ini artinya dapat mendorong kecenderungan pindah ke susu formula yang tentu saja tidak dapat menyaingi kualitas ASI sebagai makanan terbaik untuk bayi.
Ilustrasi Botol Susu (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Botol Susu (Foto: Pixabay)
Jadi bagaimana sebaiknya ibu menyikapi dot dan atau empeng ini? Farahdibha menyarankan Anda selalu ingat bahwa dot dan empeng bersifat seperti alat bantu yang dibutuhkan hanya jika bila bayi lahir tidak memiliki refleks menyedot sempurna. Artinya, menggunakan dot atau empeng hanya jika ada indikasi medis saja, Moms. "Bayi dan anak sehat, tidak perlu menggunakannya!" tegas Farahdibha.
ADVERTISEMENT