Makanan dan Minuman yang Bisa Menghambat Penyerapan Zat Besi

18 Maret 2025 12:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak makan cokelat. Foto: MIA Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak makan cokelat. Foto: MIA Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Zat besi punya peran penting untuk tumbuh kembang anak. Anak membutuhkan zat besi untuk memaksimalkan fungsi otak, pembentukan darah, hingga meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, penyerapan zat besi bisa terganggu apabila mengonsumsi makanan atau minuman tertentu.
ADVERTISEMENT
Penelitian terbaru the South East Asian Nutrition Survey II Indonesia (SEANUTS II) mengungkap, rata-rata anak Indonesia mengonsumsi zat besi baru mencapai 65,8 persen dari Angka Kebutuhan Gizi (AKG) yang disarankan. Kondisi tersebut salah satunya disebabkan karena teknik pemberian makanan yang salah.

Makanan dan Minuman Bisa Menghambat Penyerapan Zat Besi

Dokter Gizi Medik, Dr. dr. Dian Novita Chandra, M.Gizi, saat acara Media Gathering "Optimalkan Zat Besi si Kecil, Dukung Kepintaran Generasi Maju" bersama SGM Eksplor di Jakarta Pusat, Senin (17/3/2025). Foto: Eka Nurjanah/kumparan
Dokter Gizi Medik, Dr. dr. Dian Novita Chandra, M.Gizi, mengatakan, ada makanan minuman yang dapat menghambat tubuh dalam penyerapan zat besi. Hal ini ia sampaikan dalam acara Media Gathering "Optimalkan Zat Besi si Kecil, Dukung Kepintaran Generasi Maju" bersama SGM Eksplor di Jakarta Pusat, Senin (17/3).
Ilustrasi kantung teh. Foto: Evgeniya369/Shutterstock
"Makanan yang mengandung faktor penghambat penyerapan zat besi, seperti sayur-sayuran itu mengandung fitat, atau kopi, teh, coklat yang mengandung tanin atau polifenol itu menghambat penyerapan," ujar dr. Dian.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, sebaiknya orang tua memberi jeda ketika anak mengonsumsi makanan berzat besi dengan minuman atau makanan yang menghambat penyerapan zat besi. Misalnya, saat anak mengonsumsi makanan dengan zat besi, jangan langsung memberi mereka teh atau coklat. Beri jeda satu hingga dua jam antar keduanya.
"Jadi kalau misalnya makanannya sudah kaya zat besi, minumnya jangan langsung teh. Berikan jeda 1-2 jam. Kalau mau ditingkatkan penyerapannya, tambahin vitamin c," tuturnya.

Makanan yang Mengandung Zat Besi

Ilustrasi hati ayam. Foto: Shutter Stock
Anda bisa memberi anak dengan zat besi dari dua sumber berbeda. Makanan mengandung zat besi bisa berasal dari hewan dan tumbuhan. Untuk zat besi dari hewan bisa diperoleh dari ayam, daging sapi atau daging merah lainnya. Kemudian unggas seperti hati ayam bebek, ikan, dan makanan seafood lainnya. Semua makanan ini kaya akan zat besi heme.
ADVERTISEMENT
"Kemudian zat besi dari sumber nabati ada bayam, kacang-kacangan, termasuk kacang merah, kacang kedelai, dan kacang almond itu juga tinggi akan zat besi. Tapi yang ini zat besinya non-heme," ucap dr. Dian.
(Ki-ka) Ilustrasi daging babi, ayam, dan sapi Foto: dok.Shutterstock
Zat besi non-heme merupakan zat besi yang berasal dari tumbuhan, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau. Kandungan zat besi non-heme lebih rendah dibandingkan zat besi heme.

Zat Besi dan Tumbuh Kembang Anak

Fakta menunjukkan 1 dari 3 anak Indonesia berisiko kekurangan zat besi. Padahal tidak hanya DHA, zat besi juga salah satu nutrisi yang wajib untuk dipenuhi guna mendukung daya pikir yang optimal.
Meski zat besi penting, namun masih banyak orang tua yang tidak menyadari dampak buruk apabila anak kekurangan zat besi. Sebuah survei menunjukkan bahwa 50% orang tua tidak tahu bahwa kekurangan zat besi dapat berdampak pada tingkat kecerdasan anak.
ADVERTISEMENT
"Selain DHA, zat besi juga merupakan salah satu mikro nutrisi penting yang harus terpenuhi pada masa 5 tahun pertama kehidupan anak untuk mengoptimalkan kepintarannya terutama fokus dan memori belajar. Kondisi kekurangan zat besi dapat menghambat perkembangan psikomotor dan mengganggu daya pikir anak," imbuh dr. Dian.