Rayakan Natal Bersama Anak Tanpa Drama? Begini Caranya

24 Desember 2019 16:40 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi anak dan sukacita Natal Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi anak dan sukacita Natal Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Natal yang penuh sukacita dan rasa bahagia, tentu jadi harapan kita semua. Tapi sayang, kenyataannya tak selalu begitu.
ADVERTISEMENT
Alih-alih bersukacita, anak bisa saja malah rewel, uring-uringan, ngambek, hingga menolak mengikuti acara atau kegiatan yang sudah direncanakan. Drama deh, jadinya!
Tapi tunggu dulu, Moms. Sebelum menyalahkan si kecil, sebagai orang tua kita perlu memahami bahwa anak bisa saja merasa stres saat Natal.
Kenapa? Karena bisa saja momen istimewa ini justru memberi anak tekanan di luar batas yang bisa ditanggungnya.
Tanpa sadar orangtua bisa membuat anak stres saat Natal Foto: Shutterstock
Sumber dan bentuk tekanan tersebut bisa bermacam-macam. Mulai dari bagaimana orang dewasa minta anak melakukan sesuatu di luar kehendaknya, memaksa anak mengikuti tradisi yang tidak dipahaminya, dan hal-hal lain yang membuat anak merasa kurang dipahami bahkan tidak dihargai.
Jadi kalau kita ingin merayakan Natal bersama anak tanpa drama, sebaiknya kita lebih dulu memastikan semuanya berjalan lebih ramah untuk anak.
ADVERTISEMENT
Caranya? Coba ikuti beberapa tips dari kumparanMOM ini:
Lupakan Ancaman
ilustrasi anak bergembira menerima hadiah Natal Foto: Shutterstock
Mengancam anak tidak akan dapat hadiah dari Sinterklas kalau nakal atau tidak menjaga sikap? Lupakan saja, Moms! Apalagi bilang Sinterklas akan marah atau Pit Hitam akan memukul dan menculiknya.
Para ahli pengasuhan dan pendidikan anak sepakat bahwa pola asuh dengan cara mengancam tidak akan membuat anak patuh dan justru akan membawa dampak yang buruk bagi pertumbuhan anak.
Daripada mengancam atau menyoroti kesalahan, lebih baik fokus pada perilaku positif anak. Berikan respon yang baik dan juga pujian ketika mereka melakukan hal yang positif. Jelaskan, betapa menyenangkan bila semua bisa menjaga sikap dan berperilaku manis di momen Natal.
ADVERTISEMENT
Beri anak penjelasan
Ilustrasi ibu dan anak sedang membungkus hadiah Natal Foto: Shutterstock
Jelaskanlah pada anak apa-apa yang akan ia hadapi dan jalani selama rangkaian perayaan Natal dan biarkan dia berpendapat atau bertanya bila ada yang tidak ia pahami.
Menjelaskan pada anak tentang apa-apa yang akan ia hadapi dan jalani membuat anak merasa lebih siap dan tenang. Anda juga dapat menjadikan ini kesempatan untuk menangkap apa-apa yang anak bayangkan atau harapkan tentang perayaan Natal.
Bila tidak dijelaskan? anak mungkin saja merasa bingung, cemas, kewalahan atau tertekan sementara ia melihat Anda begitu sibuk dan mungkin kurang memerhatikannya.
Tak perlu terlalu mengatur
Hadiah-hadiah Natal Foto: Pixabay
Moms, setiap anak punya cara sendiri dalam mengelola emosinya. Termasuk saat menerima uang atau hadiah Natal.
ADVERTISEMENT
Kita sebagai orang tua memang perlu menjelaskan pada anak mengenai etika menerima hadiah atau mengingatkan anak untuk berterima kasih dan bersyukur, tapi selebihnya biarkanlah anak dengan caranya.
Kado Natal yang banyak bisa membuat anak kewalahan Foto: Shutterstock
Pahami juga, hadiah yang banyak misalnya, bisa membuat anak khususnya balita malah merasa bingung dan kewalahan. Hasilnya? Mereka menolak saat diminta membukanya di depan keluarga seperti harapan Anda.
Bisa juga, anak merasa bosan harus membuka semua hadiah satu persatu atau tidak sabar ingin menggunakan (atau memainkan) kado yang sudah dibukanya. Mana pun yang terjadi, biarkan saja, Moms!
Terlalu banyak mengatur hanya membuat anak menjadi rewel karena merasa tidak nyaman. Tidak mau, kan?
Jangan paksa foto, peluk atau cium
ilustrasi anak dan Sinterklas Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan
Meski Anda sudah capek mengantri panjang agar si kecil bisa foto dengan Sinterklas, jangan paksa bila saat tiba waktunya anak menolak. Pahami dan hargai bahwa anak bisa saya merasa tidak nyaman dengan sosok asing yang tiba-tiba harus berfoto di dekatnya, apalagi juga menyentuh, memangku atau menciumnya.
ADVERTISEMENT
Anda bisa mencoba mengenalkan anak terlebih dulu, atau menawarkan diri untuk berfoto bersama yang mungkin membuat anak merasa lebih tenang. Tapi bila anak tetap tidak mau, sekali lagi jangan dipaksa ya, Moms!
ilustrasi anak mencium Nenek di hari Natal Foto: Shutterstock
Begitu juga dengan anggota keluarga atau kerabat. Anda bisa mengenalkan mereka pada anak dan mengajak anak menyalami, memeluk atau mencium mereka. Tapi bila anak tidak mau, jangan dipaksa, ya.
Kita perlu memahami emosi anak dan memberinya waktu serta ruang untuk selalu menghormati otonomi tubuh mereka.
Dengan kata lain, hormatilah hak anak untuk mengatakan 'tidak' agar anak merasakan kepemilikan penuh atas tubuh mereka sendiri. Ini sangat penting dan justru perlu dibiasakan sejak dini.
Hindari mendadani anak berlebihan
Pastikan pakaian anak saat Natal tetap aman dan nyaman Foto: Shutterstock
Demi keamanan anak, jangan biarkan anak memakai pakaian dengan detil atau ornamen yang mudah terlepas. Ini bahaya Moms, anak bisa tersedak karenanya. Hindari juga pakaian yang bisa meningkatkan risiko anak terjerat atau sepatu yang membuat anak mudah tergelincir.
ADVERTISEMENT
Untuk kenyamanannya, pastikan juga Anda memilih pakaian yang tetap aman dan nyaman untuk dikenakan oleh anak, terutama bila si kecil masih bayi atau balita.
Yakinlah Moms, tanpa busana yang heboh, perayaan Natal bersama anak tetap bisa indah, penuh sukacita, dan bermakna.