news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tips Merawat Anak yang Harus Isolasi Mandiri di Rumah Karena COVID-19

26 Juni 2021 16:54 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tips Merawat Anak yang Harus Isolasi Mandiri di Rumah Karena COVID-19 Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Tips Merawat Anak yang Harus Isolasi Mandiri di Rumah Karena COVID-19 Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Saat ini kasus positif COVID-19 semakin melonjak. Anak-anak pun kini lebih mudah tertular virus corona. Ya Moms, ini karena varian baru virus corona VUI - 202012/01 dapat menular lebih cepat dibandingkan virus terdahulu.
ADVERTISEMENT
“Ada petunjuk bahwa ia (virus baru) memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi anak-anak,” kata Neil Ferguson, profesor dan ahli epidemiologi penyakit menular di Imperial College London dan juga anggota NERVTAG dikutip dari Reuters, Selasa (22/12).
Kemudian, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Aman B Pulungan, SpA, juga mengungkap kasus corona pada anak di Indonesia saat ini mencapai 12,5 persen. Kematian anak di Indonesia akibat COVID-19 pun tertinggi di dunia.
"Data nasional saat ini menunjukkan kasus COVID-19 pada anak usia 0-18 tahun, yakni 12,5 persen. Artinya 1 dari 8 kasus (COVID-19 di RI) ini adalah anak," kata Aman dalam konferensi pers virtual yang disaksikan kumparan, Jumat (18/6).
Nah, jika saat ini anak Anda dinyatakan positif COVID-19, sebisa mungkin jangan panik, Moms. Berkonsultasilah dengan dokter apakah si kecil perlu dirawat di rumah sakit atau cukup melakukan isolasi mandiri di rumah. Bila anak Anda tidak bergejala atau mengalami gejala ringan, dokter biasanya akan merekomendasikan isolasi mandiri.
ADVERTISEMENT
Nah, agar Anda tidak bingung, berikut adalah panduan untuk orang tua jika anak harus isolasi mandiri. Hal ini dipaparkan langsung oleh dr. Nina Dwi Putri SpA(K), MSc(TropPaed), Dokter Spesialis Anak Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, dalam webinar ‘IsoMan vs COVID-19’ pada Jumat (25/06).

Tips Merawat Anak Jika Harus Isolasi Mandiri di Rumah

Tips Merawat Anak yang Harus Isolasi Mandiri di Rumah karena COVID-19 Foto: Freepik
Berikan dukungan psikologis pada anak
Moms, anak mungkin akan bingung dan juga takut saat mendengar bahwa ia terpapar virus corona dan harus isolasi mandiri. Jadi, coba ceritakan pada anak alasan mengapa ia harus isolasi mandiri. Misal, ceritakan bahwa isolasi mandiri ini dilakukan supaya anak dan keluarga yang disayanginya tetap sehat.
Lalu, tenangkan jika anak merasa gelisah dan diskusikan mengenai kekhawatirannya. Orang tua juga tetap perlu mengasuh anak, dan usahakan terhindar dari air liur, cairan tubuh, dan juga jangan mencium anak. Anda juga tetap boleh menggendong anak dan cuci tangan dengan sabun sesering mungkin
ADVERTISEMENT
Jika anak sudah bisa mandiri, carikan aktivitas yang bisa dikerjakan sendiri. Kemudian, jika di rumah ada halaman atau balkon, lakukan aktivitas di luar rumah untuk mengganti suasana.
Siapa yang harus merawat anak?
Jika anak positif dan keluarga di rumah negatif, pastikan bahwa anak dirawat oleh orang tua atau pengasuh yang berisiko rendah terhadap gejala berat COVID-19.
Jangan titipkan anak pada orang yang berisiko tinggi terhadap gejala berat COVID-19, seperti kakek nenek, seseorang dengan penyakit kronik seperti ginjal, diabetes melitus, darah tinggi, kanker, dan lainnya. Jika memungkinkan, cukup satu orang tua atau pengasuh saja yang mengasuh anak.
Orang tua atau pengasuh yang negatif namun mengasuh anak positif, tetap harus melakukan isolasi setelah anak selesai isolasi. Jika orang tua positif, namun anak masih negatif, anak mungkin pada masa inkubasi, tetap hindari menitipkan anak ke pengasuh yang berisiko tinggi.
Tips Merawat Anak yang Harus Isolasi Mandiri di Rumah karena COVID-19 Foto: Freepik
Protokol kesehatan di rumah
ADVERTISEMENT
Anak yang positif jangan sampai menularkan virus melalui saluran pernapasan, cairan tubuh, atau kontak fisik langsung, jadi prinsip protokol kesehatan ini mencegah terpaparnya tersebut. Bagaimana protokolnya? Berikut penjelasannya:
ADVERTISEMENT
Jika anak bergejala
Sebagian besar anak akan bergejala ringan, seperti batuk, pilek, demam, mencret, muntah, dan juga ruam-ruam. Sehingga hanya memerlukan isolasi mandiri jika gejalanya ringan. Kemudian, jika memang diperlukan, periksakan anak ke fasilitas yang melayani COVID-19.
Lalu jika anak memiliki penyakit menahun seperti kanker, sakit ginjal, sakit jantung, sakit paru, autoimun, diabetes melitus, dan darah tinggi, maka si kecil harus diberikan perhatian khusus.
Tips Merawat Anak yang Harus Isolasi Mandiri di Rumah karena COVID-19 Foto: Freepik
Pengobatan dan pemantauan di rumah
Pemantauan adalah obat utama bagi anak yang positif corona. Jadi jangan lupa untuk selalu memantau suhu tubuh anak, asupan makanannya, saturasinya dengan menggunakan oksimetri sebanyak satu kali sehari, aktivitas anak--jika anak terlihat lemas maka segera periksakan ke dokter, dan juga tanda-tanda dehidrasi.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa perlu antivirus dan antibiotik? Sebagian besar anak akan sembuh sendiri, tidak memerlukan antivirus maupun antibiotik. Karena sebenarnya, pengobatan yang diberikan kepada anak, sifatnya hanya untuk membuat si kecil nyaman, misal anak demam lalu aktivitas terganggu, maka dapat diberikan obat demam.
Sehingga jangan lupa untuk selalu memberikan makan makanan bergizi tinggi dan bervitamin seperti sayuran dan buah. Jika perlu, dapat ditambahkan juga vitamin.
Tanda bahaya dan perhatian khusus
Ada beberapa tanda bahaya yang perlu Anda perhatikan, tanda-tanda tersebut yakni:
Tips Merawat Anak yang Harus Isolasi Mandiri di Rumah karena COVID-19 Foto: Freepik
Ibu dan bayi baru lahir
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan ibu yang memiliki bayi baru lahir terpapar virus corona? Moms, jika Anda bergejala atau gejala ringan, dapat terus menyusui dengan menjaga protokol kesehatan, yakni pakai masker, cuci tangan, dan melakukan etika batuk.
Kemudian, jika ibu bergejala, tidak bisa merawat bayi, atau tidak mungkin melakukan protokol kesehatan, ingat untuk memerah ASI dengan menerapkan protokol kesehatan. Jangan lupa untuk membersihkan botol ASI sebelum diberikan kepada pengasuh lain.
Selesai isolasi
Umumnya gejala akan hilang setelah 14 hari dinyatakan positif corona. Namun jangan langsung swab, lebih baik lakukan swab sehari setelah gejala hilang, atau di hari ke 15 setelah dinyatakan positif corona.
Bagi yang bergejala berat, atau pasien kronik, umumnya masa menular virusnya lebih panjang, jadi tanyakan dokter kapan harus menyelesaikan masa isolasi.
ADVERTISEMENT