Angka Nol di Uang Rupiah Sebaiknya Dipangkas 4 Digit

31 Mei 2017 13:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Detail uang seratus ribu rupiah. (Foto: Ridho Robby/kumparan)
Nilai mata uang Indonesia termasuk salah satu yang paling tinggi di antara negara lain. Untuk itu, dengan adanya redenominasi bisa menyederhanakan sistem akuntansi dan pembayaran.
ADVERTISEMENT
Redenominasi atau penyederhanaan denominasi rupiah yakni jumlah digit rupiah menjadi lebih sederhana sehingga akan terjadi peningkatan efisiensi di sektor keuangan dan sektor riil.
Sebagai gambaran saja, rupiah saat ini menduduki peringkat kedua di ASEAN dengan jumlah digit mata uang terbanyak, setelah dong Vietnam, dengan nilai denominasi terbesar Rp 100.000. Sementara denominasi terbesar Vietnam yakni 500.000 dong.
Ilustrasi Uang Rupiah (Foto: Thinkstock)
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Samual menyarankan agar Indonesia bisa melakukan redenominasi dengan memangkas empat digit nilai rupiah. Sebab, hal ini akan mempengaruhi laju inflasi yang akan semakin stabil dan rendah.
"Menurut saya sekarang saat yang tepat untuk redenominasi, inflasi kita juga sudah rendah dan stabil. Jadi bisa sekalian dipangkas aja 4 angka," ujar David kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (31/5).
ADVERTISEMENT
Uang rupiah desain baru yang diterbitkan BI (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Menurutnya, saat ini di beberapa restoran sudah banyak yang memangkas pecahan rupiah di daftar menu.
"Harga kopi misalnya Rp 160.000, mereka sudah banyak tuh yang nulisnya Rp 16," jelasnya.
Meski demikian, ia menyarankan agar pemerintah dan Bank Indonesia bisa lebih mengawasi hal-hal teknis yang kadang luput dari perhatian, seperti pembulatan angka ke atas.
"Misalnya harga kopi Rp 167.500, mereka nulisnya Rp 16,75 atau biasanya tulisan 75 nya itu ditulis kecil, 16 nya aja yang ditulisnya besar. Nanti mereka biasanya buletin jadi Rp 17, dianggap beda dikit, justru ini yang harus diperhatikan. Padahal bedanya cukup banyak kan Rp 2.500 sebenarnya, jangan malah inflasi lagi," pungkasnya.
ADVERTISEMENT