Bus Sering Kecelakaan, Polda Metro Jaya Akan Temui Dirut TransJ

7 Desember 2021 12:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dir Lantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo memberikan paparan saat konpers pembatasan mobilitas pengguna jalan pada masa PPKM di wilayah DKI Jakarta. Foto: Twitter/@TMCPoldaMetro
zoom-in-whitePerbesar
Dir Lantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo memberikan paparan saat konpers pembatasan mobilitas pengguna jalan pada masa PPKM di wilayah DKI Jakarta. Foto: Twitter/@TMCPoldaMetro
ADVERTISEMENT
Kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan TransJakarta akhir-akhir ini sering terjadi. Setidaknya dalam 2 bulan terakhir, sebanyak 4 kecelakaan bus TransJ terjadi dan memakan korban.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Polda Metro Jaya berencana untuk mengadakan pertemuan dengan Dirut TransJ, Mochammad Yana Aditya, untuk membahas hal tersebut.
"Terkait dengan banyaknya laka lantas yang melibatkan TransJakarta, satu dua hari ke depan saya akan bertemu dengan Dirut TransJakarta, kami konsultasikan," ujar Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (7/12).
Armada TransJakarta dengan nomor bodi TJ-402 menabrak lahan kosong di sekitar Halte Puri Beta 2. Foto: Dok. Istimewa
Dalam pertemuan itu nantinya akan dibahas sejumlah hal. Salah satunya mengenai komitmen TransJ untuk memperbaiki Standar Operation Procedure (SOP) dan manajemen agar kasus kecelakaan lalu lintas tak terulang kembali.
"Kemudian kami akan lihat sejauh mana pihak manajemen akan memperbaiki SOP mereka sehingga kecelakaan-kecelakaan tersebut bisa dihindari atau setidaknya tidak diulangi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Petugas berupaya mengevakuasi bus TransJakarta yang menabrak separator di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
Polda Metro Jaya masih menyusun beberapa rekomendasi untuk TransJ perihal SOP. Beberapa hal menjadi fokus kepolisian, seperti perbaikan di human resource, SOP, dan sebagainya.
"Ini masih kami susun, tapi memang sebagian besar human error. Tentu harus ada perbaikan dari sisi human resourcenya, perbaikan SOP nya, pengawasan driver, perekrutan, pelatihan, nanti akan kami lihat," ucap Sambodo.