Dikritik soal Kebut Proyek Akhir Tahun, Pemprov DKI Beri Penjelasan

5 Desember 2019 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pejalan kaki melintasi trotoar Jalan Kramat Raya, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pejalan kaki melintasi trotoar Jalan Kramat Raya, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta tengah ngebut menyelesaikan sejumlah proyek perbaikan maupun revitalisasi, seperti trotoar, jembatan penyeberangan orang (JPO) hingga drainase jelang musim hujan.
ADVERTISEMENT
Namun, langkah ini juga tak sedikit mendapatkan kritikan karena menyebabkan kemacetan yang cukup parah. Hal ini disoroti oleh anggota Komisi D DPRD DKI Yusriah Dzinnun.
Dalam rapat bersama Dinas Bina Marga DKI, Yusriah mengkritik Pemprov DKI yang sering mengerjakan proyek perbaikan jalan hingga gorong-gorong saat akhir tahun.
Rapat di Komisi D DPRD DKI Jakarta. Foto: Moh Fajri/kumparan
“Saya mau tanya, pengerjaan proyek-proyek fisik itu baik jalan atau got, apa ada pengaturan dikerjakan di akhir-akhir tahun anggaran? Karena ini terbiasa sekali kalau masuk Oktober, November, Desember, gotnya digali, jalannya diperbaiki. Sehingga kami masuk kampung repot sekali,” ungkap Yusriah dalam rapat Komisi D bersama Dinas Bina Marga di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (5/12).
Menurut Yusriah, pemilihan waktu di penghujung tahun tidaklah tepat. Sebab, proyek-proyek ini dikerjakan bersamaan dengan datangnya musim hujan serta libur Natal dan tahun baru. Sehingga membuat akses jalan menjadi semakin sulit, serta berbahaya bagi pengguna jalan.
Sejumlah pekerja mengerjakan proyek revitalisasi trotoar Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
“Begitu dikerjakan pas musim hujan, jalanya ditutup. Ini kita agak repot sekali, ada juga motor yang jatuh. Saya kemarin keliling jalan, masya Allah, jalan sana-sini ditutup, sudah hujan pula,” kritik politikus PKS itu.
ADVERTISEMENT
Yusriah mengatakan DPRD DKI banyak menerima keluhan serupa dari masyarakat dalam kunjungan kerja saat masa reses beberapa waktu lalu. Ia menyayangkan dari tahun ke tahun permasalahan ini terus berulang.
"Saya berpikir tahu keluhan masyarakat, tujuh kali turun hanya Pak Karju yang datang. Bina Marga dan Sudin enggak datang, mohon kami dampingi Pak, pengertian ke masyarakat," ujar Yusriah.
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga DKI Hari Nugroho menjelaskan, pihaknya tiap tahun bekerja setelah proses katalog proyek selesai. Tahun ini, baru disepakati di tengah tahun yakni Juni-Juli.
Proyek revitalisasi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Minggu, di Jakarta, Senin (16/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
"Lalu kita mulai kerja, bikin jembatan, beton, trotoar bulan Juli, Agustus, baru kita kejar terus sampai utilitas keluar bulan kemarin November. Artinya begitu kita kerja, langsung kita kerjakan. Begitu ada barang, langsung kita kerjakan," jelas Hari usai rapat.
ADVERTISEMENT
"Tapi kalau tahun depan kan (katalog) sudah ada. Begitu Desember diketok, bulan Januari-Februari langsung dibikin (proyeknya)," imbuhnya.
Pertemuan Komisi D dan Dinas Bina Marga dilakukan dalam rangka mendalami RAPBD 2020 yang telah disepakati bersama antara Pemprov DKI dan DPRD DKI.