Dinkes: Kasus ISPA Tak Ada Kenaikan Signifikan di Tengah Buruknya Udara Jakarta

11 Agustus 2023 15:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Jakarta difoto dari atas gedung Perpusnas terlihat samar karena polusi udara, Selasa (25/7/2023).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Jakarta difoto dari atas gedung Perpusnas terlihat samar karena polusi udara, Selasa (25/7/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebut kasus penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Jakarta tidak ada kenaikan signifikan di tengah buruknya polusi udara saat ini. Pola kasus ISPA di Jakarta sama seperti tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Data ISPA di Jakarta itu enggak ada kenaikan, karena polanya sama dari tahun ke tahun," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Ngabila Salama saat dikonfirmasi kumparan, Jumat (11/8).
Ngabila menyebut, tidak ada kenaikan kasus ISPA yang signifikan sejak bulan April 2023 sampai Juli 2023. Kasus ISPA polanya akan sama dari tahun ke tahun, akan mulai meningkat pada September lalu puncaknya di Oktober sampai November. Dan mulai kembali turun sesudah bulan Maret.
Kepala Seksi Surveillance, Epidemologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta dr Ngabila Salama, MKM. Foto: Instagram/@ngabilasalama
Menurut Ngabila, hanya 0,9 persen warga DKI Jakarta yang terkena batuk pilek ISPA/pneumonia setiap bulannya atau rata-rata 100 ribu kasus dari 11 juta penduduk.
Sementara itu, soal polusi udara dampaknya lebih ke arah penyakit kronis atau tidak menular seperti radang paru, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma.
ADVERTISEMENT
"Juga penyakit sirkulasi seperti penyakit jantung dan hipertensi dan lainnya sebagainya," ucapnya.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu menjaga kesehatan dan mengantisipasi buruknya udara saat ini. Misalnya dengan memakai masker saat berada di luar ruangan.
Suasana Jakarta difoto dari atas gedung Perpusnas terlihat samar karena polusi udara, Selasa (25/7/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Berikut data ISPA DKI Jakarta tahun 2023:

Sebelumnya, polusi udara di Jabodetabek dilaporkan kembali memburuk. Bahkan, menurut data Nafas — perusahaan kualitas udara berbasis teknologi — polusi udara di Jabodetabek sudah masuk kategori “tidak sehat untuk semua orang” dengan rata-rata PM2.5 lebih dari 50 µg/m³.
ADVERTISEMENT
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Reliantoro, tidak menampik bahwa polusi udara di Jakarta dan kota sekitarnya mengalami peningkatan. Namun, sifatnya masih fluktuatif.
Salah satu faktor pencetusnya adalah karena sekarang sedang memasuki musim kemarau. Kualitas udara di musim kemarau khususnya dari Juli, Agustus, hingga September cenderung memburuk dan ini terjadi di tahun-tahun sebelumnya.