Gubernur Aceh Sebut Aksi AKBP Untung 'Bina' 12 Waria Tak Salah

2 Februari 2018 17:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf ikut aksi (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf ikut aksi (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf ikut berorasi bersama sejumlah ormas Islam dalam aksi dukungan terhadap Kapolres Aceh Utara AKBP Untung Sangaji yang telah 'membina' 12 waria di Kabupaten Aceh Utara.
ADVERTISEMENT
Irwandi tiba di lokasi depan Masjid Baiturrahman, Banda Aceh, sekitar pukul 15.00 WIB, Jumat (2/2). Irwandi langsung disambut massa untuk naik ke atas mobil guna berorasi.
“Kita tidak dapat menyalahkan Kapolres Aceh Utara, karena Untung (AKBP Untung Sangaji) itu saya yang bawa ke Aceh,” teriaknya disambut takbir massa.
Irwandi juga ikut menanggapi persoalan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Aceh. Menurutnya tak ada yang membenci seseorang, namun ada perbuatan yang mungkin tak disukai di beberapa daerah tertentu.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf ikut aksi (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf ikut aksi (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
“Kita tidak peduli siapa orangnya, tetapi yang kita tidak suka adalah perbuatannya, dan seandainya jika orang ini kita dapatkan, maka akan dikenakan hukum,” kata Irwandi.
Ketua DPRA (DPRD tingkat kabupaten), Muharuddin, juga ikut dalam aksi tersebut. Dia menyatakan pemerintah Aceh mengecam keras perilaku menyimpang yang dianggap meresahkan masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Pada umumnya LGBT ini menimbulkan kepada hal bersifat negatif,” katanya.
Muharuddin juga turut menyampaikan dukungannya pada AKBP Untung yang dianggapnya telah melakukan langkah tepat memberantas kaum LGBT di Kabupaten Aceh Utara.
“Keberanian ini patut kita berikan apresiasi, dan Pak Untung tidak salah. Jika ada protes dari pihak luar mereka tidak tahu Aceh ini seperti apa,” tegasnya.
Keduabelas waria yang dibina tersebut merupakan hasil operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) pada 27 Januari lalu. Mereka kemudian 'dibina' dengan cara digunduli, disuruh push up, meneriakkan Pancasila dengan lantang, dan disuruh memakai pakaian layaknya pria.
"Mereka sudah betul-betul kembali seperti biasanya lagi. Jadi cowok gagah perkasa," kata AKBP Untung kepada kumparan (kumparan.com) pada Rabu (31/1).
ADVERTISEMENT