Guntur Romli: Politisasi Agama Amien Rais Berbahaya

30 April 2018 15:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amien Rais di kantor Republika. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Amien Rais di kantor Republika. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pernyataan Amien Rais dalam beberapa minggu terakhir menimbulkan beragam kontroversi.
ADVERTISEMENT
Sang Bapak Reformasi, misalnya, menuding bagi-bagi sertifikat tanah Presiden Jokowi sebagai pengibulan. Ia juga menyebut PAN, PKS, Gerindra dan kelompok yang membela agama sebagai hizbullah (golongan Allah), sembari menuduh pihak seberang sebagai “partai setan”.
Terakhir, ia mewajibkan para ustazah, demi ‘umat’, menyisipkan pesan politik di setiap pengajian.
Sebagian orang menilai ucapan (manuver) Amien itu wajar, mengingat tahun politik sudah di depan mata, sedangkan sebagian lainnya cenderung tak setuju dan menyayangkan.
Guntur Romli adalah salah satu yang keras mengkritik pernyataan Amien Rais. Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia Bidang Perjuangan Toleransi dan Melawan Intoleransi yang terang mendukung Presiden Jokowi itu menyebut dorongan Amien agar pengajian wajib disisipi pesan politik, berbahaya.
“Berbahaya karena pengajian malah dijadikan kampanye. Kegiatan keagamaan kan harusnya netral, tidak berpihak pada salah satu kelompok, baik ‘ganti presiden’ atau ‘tetap presiden’. Agama nggak boleh terjebak di situ,” kata Guntur, Sabtu (28/4).
Guntur Romli (kanan). (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Guntur Romli (kanan). (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Berikut pendapat Guntur Romli, kader PSI yang juga kader Nahdliyin:
ADVERTISEMENT
Amien Rais meminta pengajian disisipi politik. Menurut Anda?
Berbahaya, karena pengajian malah dijadikan kampanye. Kegiatan keagamaan itu harusnya netral. Masjid juga harusnya netral. Dalam artian, saya tidak menolak, malah menganjurkan, agama itu mengawasi politik. Itu setuju.
Maka kalau agama mau mengawasi politik, harusnya netral sebagai kekuatan moral. Jadi tidak berpihak pada salah satu kelompok, baik yang ‘ganti presiden’ atau ‘tetap presiden’. Agama nggak boleh terjebak di situ.
Yang dilakukan oleh Pak Amien kan tidak (begitu). Dia menggunakan agama sebagai keberpihakan. ‘Ganti presiden’, kan? Hal itu yang juga seperti, katakanlah saya nih, mendukung Presiden Jokowi, tetap tidak boleh juga menggunakan pengajian dan masjid.
Jadi lembaga agama, pengajian agama, tetap menjadi penjaga moral, penjaga etik, tidak boleh digunakan untuk salah satu kelompok. Dengan demikian, kan enak. Kritik ini, kritik itu, netral dan dipercaya masyarakat. Kalau berpihak, nggak dipercaya dong.
ADVERTISEMENT
Kalau pengajian disisipi politik, kira-kira apa dampaknya?
Berbahaya. Itu kan politisasi agama, bagian dari manipulasi. Politisasi agama itu berbahaya. Agama dijadikan alat untuk memanipulasi.
Berbahaya juga bagi politik. Politik kan harusnya memperjuangkan nasib orang banyak, tapi kok malah menjadi modus memanipulasi apapun, termasuk agama.
Konflik sipil seperti yang terjadi di Suriah itu karena menggunakan agama sebagai politik. Pengeboman di Suriah, bom bunuh diri, kan gara-gara afiliasi (politik). Masjid ini dianggap afiliasi dengan partai ini, akhirnya dibom oleh lawannya. Itu kan bahaya.
ADVERTISEMENT
Dampak buruknya nggak hanya ke agama, tapi juga ke politik. Masyarakat melihatnya jadi, “Nah bener kan, politik emang kotor.”
Menurut saya politik itu tidak kotor. Tergantung siapa yang mempergunakan, dan mempergunakan politik itu untuk apa.
Lipsus - Amien Rais (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lipsus - Amien Rais (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
Menurut saya, Pak Amien panik ketika melihat apa yang dia usahakan selama ini mungkin gagal.
Jadi kontraproduktif. Akhirnya banyak orang tidak setuju, nggak mendukung. Ketua MUI Ma’ruf Amin juga nggak mendukung (politik praktis di pengajian/masjid).
Juga menyulitkan PAN. Orang PAN kesulitan menangkis (dampak ucapan Amien). Orang Muhammadiyah seperti Buya (Syafii Maarif) juga nggak mendukung. Ketua Umum Muhammadiyah (Haedar Nashir) juga nggak.
Saya lihat dia (Amien) terlalu panik. Menurut saya, ya. Terlalu memaksakan diri ingin menang atau apalah. Gitu kan. Kayak nggak ada cara lain untuk kampanye, untuk menggunakan politik. Akhirnya menggunakan agama dan pengajian yang harusnya netral.
ADVERTISEMENT
Bagaimana pendapat pihak lain, dan apa tanggapan Amien sendiri atas keriuhan yang muncul? Simak yang berikut.
Ucapan Kontroversial Amien Rais (Foto: Chandra Dyah A./kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ucapan Kontroversial Amien Rais (Foto: Chandra Dyah A./kumparan)
------------------------