Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8

ADVERTISEMENT
Ratri, salah satu WNI di Bangkok, menyebut terjadi kelangkaan air mineral imbas gempa dahsyat yang tejadi Jumat (28/3). Penyebabnya, kata dia, toko-toko maupun minimarket tutup. Kalau pun ada, harganya pun jadi tak masuk akal.
ADVERTISEMENT
"Ada yang buka tuh restoran, kayak ukuran air 250 mili itu ada kayak satu plastik isi, mungkin isi 12 gitu ya. Itu dihargai 240 baht. 240 baht itu kira-kira Rp 100 ribuan, jadi itu ukuran 250 mili kayak yang kecil itu," tutur Ratri saat dihubungi kumparan.
"Kalau misalnya harga yang biasa, yang 7-Eleven itu, yang 1,5 liter, ada 6 pack, 1,5 liter itu harganya cuma 57 baht. 57 baht itu kira-kira Rp 25 ribuan," tambahnya.
Ratri merupakan satu dari ratusan WNI yang tengah bekerja Gedung United Centre, Bangkok. Namun saat gempa terjadi pukul 13.30, dirinya dan WNI lainnya dievakuasi ke Lumpini Park. Hingga pukul 18.30 waktu setempat, dirinya masih bertahan di sana.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kondisi di sana macet. Transportasi umum juga belum tersedia. Antrean pembelian makanan pun terjadi di sejumlah titik. Belum lagi ambulans yang lalu lalang.
"Tapi pada enggak bawa uang juga agak susah [beli makanan/minuman]," tutur dia.
Menurut Ratri, para WNI yang dievakuasi juga rata-rata tidak membawa HP lantaran tertinggal di loker gedung. Kalau pun bawa HP, sinyalnya pun agak sulit.
"Di sini juga agak susah sinyalnya beberapa provider, jadi agak susah ngubungi yang di rumah sama cari informasi lain," pungkasnya.