Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
INSIDE: Menjelajah Control Room KRL Komuter
31 Januari 2017 18:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
"KRL 1379 hanya sampai Manggarai, kembali lagi ke Bekasi.”
ADVERTISEMENT
Pengumuman itu terdengar di gerbong kereta rel listrik (KRL) rute Bekasi-Jakarta Kota.
Para penumpang langsung bingung. “Loh, bukannya ini kereta sampai Jakarta Kota? Kok cuma sampai Manggarai sih.”
Mungkin kamu yang biasa menggunakan Commuter Line pernah mengalami hal semacam itu: di-PHP-in sama kereta alias diberi harapan palsu.
Pahit kadang memang hinggap, tapi bukannya tanpa alasan. PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mencoba mengatur agar kereta dari berbagai jurusan yang transit di Manggarai berjalan lancar.
Pernah terbersit rasa penasaran enggak sih di benak kamu, siapa yang memantau dan mengatur lalu lintas Commuter Line, dan bagaimana caranya?
Oke, sekarang ikut kumparan yuk. Kita akan menjelajah Commuter Control Room di Kantor PT KCJ, Stasiun Juanda, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Ruang Kontrol KRL Komuter terletak di lantai dua kantor PT KCJ, persis di depan loket Stasiun Juanda, lobi bagian utara.
Di depan loket itu, terlihat tangga yang menuju langsung ke dalam kantor PT KCJ.
Commuter Control Room sesungguhnya masih baru, bahkan belum diresmikan. Lumayanlah kami, dan kini kamu, bisa mengintipnya lebih dulu.
Sebelum memasuki ruangan ini, para petugas diwajibkan menggunakan sandal khusus. Selain untuk menjaga agar ruangan tetap steril, lantai yang didesain untuk ruangan itu terbuat dari kayu, bukan keramik.
Dan di bawah lantai kayu ruangan kontrol itu, terdapat rangkaian kabel elektronik.
Memasuki control room, mata langsung terpancang pada deretan layar monitor ukuran besar dengan teknologi terkini.
Layar-layar monitor itu memberikan lima informasi penting. Pertama, mengenai gate, yaitu pintu keluar-masuk stasiun. Kedua, pos atau unit perangkat loket.
ADVERTISEMENT
Layar akan memberitahukan, gate dan pos mana yang berfungsi atau tidak. Cool, isn't it?
Di sebelah kanan layar pos dan gate, terdapat layar yang menginformasikan mengenai genset di beberapa stasiun. Genset dibutuhkan jika aliran listik dari PLN mati.
Layar terbesar yang mengambil 50 persen "lahan" LED di control room yaitu layar pemantau CCTV.
Menurut Eva Chairunnisa, Vice President Corporate Communication PT KCJ, terdapat 100 CCTV yang tersebar di 72 stasiun kereta Jabodetabek.
Itu jumlah yang cukup banyak, dan kamu akan sedikit pusing melihatnya satu per satu.
Layar keempat di ruang kontrol ditempati oleh CTrack, yakni layar pemantauan KRL untuk melihat apakah KRL berjalan dengan semestinya atau tidak.
Layar terakhir di ruang kontrol ini ialah social media wallboard. Wallboard ini berfungsi untuk melihat jumlah interaksi antara PT KCJ dengan pengguna sosial media.
ADVERTISEMENT
Jika kamu mengikuti akun @CommuterLine di Twitter, pada bagian inilah para admin mereka bertakhta, menjawab pertanyaan atau kelah kesahmu pada KRL.
Admin-admin itu jadi bagian dari Divisi Pelayanan PT KCJ, bukan Divisi Komunikasi.
Para petugas control room harus bekerja 24 jam. Mereka terbagi dalam tiga shift. Kebetulan, di ruangan kontrol, saat itu sedang berjaga Ario, Ucup, Yadi, Adisti, dan Alvira.
Ario mengatakan, jika ada waktu senggang atau sedang tak terlalu sibuk, ia dan kawan-kawannya membuat komik tentang commuter line.
Eva mengatakan, control room bisa mempercepat koordinasi. Contohnya ketika terjadi antrean, divisi operasional dan pelayanan bisa mengambil langkah-langkah tertentu.
“Misal di Stasiun Jakarta Kota antrean lagi parah atau apa, nah langsung bisa dikoordinasikan, apakah dengan menambah mobile rider atau apa. Mungkin bagian operasional bisa mengambil langkah dengan memotong perjalanan KA nomor tertentu di Manggarai saja sehingga bisa mengurai kepadatan di Jakarta Kota,” kata Eva.
ADVERTISEMENT
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan siapa yang memotong perjalanan kereta kamu?
Eits, ini belum tamat. Kamu bisa ikuti rangkaian kisah tentang kereta komuter di sini