Kisah Karam Kapal Selam Rusia Kursk: Gas Torpedo Bocor, 23 Awak Nyaris Selamat

23 April 2021 10:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal selam Rusia Kursk di Pangkalannya di Vidyayevo, pada tahun 2000.  Foto: ITAR-TASS / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kapal selam Rusia Kursk di Pangkalannya di Vidyayevo, pada tahun 2000. Foto: ITAR-TASS / AFP
ADVERTISEMENT
Kapal Selam KRI Nanggala-402 milik TNI AL hilang kontak di Perairan Bali pada Rabu (21/4). Pencarian oleh Tim SAR hingga kini masih dilakukan.
ADVERTISEMENT
Tragedi karamnya kapal selam beberapa kali pernah terjadi dan memakan korban jiwa yang tak sedikit. Di era modern ini, ada satu tragedi karamnya kapal selam, yang hingga kini dianggap menjadi salah satu bencana kapal selam terparah, dan mengundang kontroversi.
K-141 Kursk, merupakan salah satu kebanggaan armada angkatan laut Rusia pada saat itu. Dilansir Historia, kapal itu diluncurkan pada 1994 memiliki bobot 16.400 ton.
Kapal selam Rusia Kursk di Pangkalannya di Vidyayevo, pada tahun 1995. Foto: STR/AFP
Namun sayang, kapal selam tersebut seolah menjadi tumbal, dalam latihan gabungan angkatan laut Rusia di Laut Barents pada 12 Agustus 2000. Saat itu, seluruh awak kapal yang berjumlah 118 orang tewas saat kapal selam Kursk tenggelam.
Tragedi bermula dari kebocoran tabung gas di kompartemen torpedo, yang mengakibatkan dua ledakan hebat. Hampir seluruh awak kapal tewas akibat ledakan tersebut kecuali 23 kru yang mengunci diri mereka di dalam kompartemen. Sejumlah upaya penyelamatan yang dilakukan berkali-kali gagal, akibat minimnya kualitas peralatan penyelamat.
ADVERTISEMENT
Saat itu sejumlah negara lain seperti Inggris ikut menawarkan bantuan, meski sempat ditolak. Barulah di hari kelima, Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan negara lain untuk memberikan bantuan.
Kapal selam Rusia Kursk di Pangkalannya di Vidyayevo, pada tahun 1995. Foto: STR/AFP
Namun nahas, saat para penyelam dari Norwegia berhasil mencapai kompartemen tersebut, 23 kru yang ada di dalamnya tak dapat diselamatkan.
Usai tragedi tersebut, investigasi pun dilakukan. Namun pihak Rusia dianggap tak transparan karena hanya menampilkan kurang dari separuh laporan investigasi.
“Investigasinya berjalan dua tahun dengan hasil berupa laporan rahasia sebanyak 133 volume. Tapi mereka hanya merilis empat halaman lewat media Rossiyskaya Gazeta. Sungguh mereka tak siap secara peralatan penyelamatan serta inkompeten,” kata pakar politik Rusia Brannon Robert dalam Russian Civil-Military Relations.
Saking kontroversialnya, tragedi tenggelamnya kapal selam Kursk tersebut diangkat ke layar lebar berjudul Kursk/The Command pada 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Kondisi KRI Nanggala-402
Kapal Selam KRI Nanggala-402. Foto: Eric Ireng/ANTARA FOTO
Melihat data ini, ada sejumlah kemiripan dengan apa yang terjadi pada kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak pada Rabu (21/4) pagi. KRI Nanggala tengah terlibat dalam latihan peluncuran torpedo di perairan Bali.
KRI Nanggala sempat meminta izin untuk menyelam pada pukul 03.00 WIB. Torpedo memang sudah tersemat di kapal itu.
Semua prosedur peluncuran sudah disiapkan, seperti pengawalan oleh Sea Rider di atas air, pengawalan tim penyelam, dan sejumlah prosedur lainnya.
Hanya satu yang belum sempat dilakukan: otorisasi peluncuran torpedo.
Kapal Selam KRI Nanggala-402. Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Ya, saat akan melakukan otorisasi sebagai tahap akhir peluncuran, tak ada lagi komunikasi dari KRI Nanggala. Kapal selam hilang kontak.
Sampai saat ini, pencarian masih dilakukan. Kapal diduga berada di kedalaman 500-700 meter di palung perairan Bali.
ADVERTISEMENT
Belum diketahui pula nasib 53 awak kapal. KRI Nanggala memang dibekali dengan cadangan oksigen yang bisa bertahan 72 jam atau berakhir pada Sabtu (25/4) dini hari.
Semoga ada kabar baik.