Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konklaf Akan Segera Dimulai, Umat Katolik Bakal Dapat Paus Baru
7 Mei 2025 16:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Pada Senin 21 April 2025, sehari setelah Paskah, Paus Fransiskus meninggal dunia. Pria Argentina dengan nama Jose Bergoglio ini wafat di usia 88 tahun.
ADVERTISEMENT
17 hari kemudian, pada Rabu (7/5), para pemimpin Gereja Katolik dari seluruh dunia sudah berkumpul di Vatikan. Mereka akan memilih Paus baru, lewat cara yang sudah berabad-abad lamanya, yakni Konklaf.
Dilansir CNN, Konklaf merupakan bahasa Latin yang terdiri dari dua kata, yakni cum clave yang berarti 'dengan kunci'.
Nanti, konklaf akan digelar di Kapel Sistina. Mereka akan memilih dengan rahasia, dan mengunci diri di kapel tersebut hingga Paus terbaru terpilih.
Konklaf ini akan diikuti oleh 133 kardinal dari seluruh dunia. Mereka telah bertemu satu sama lain, saling mengenal, berdiskusi, dan menentukan pilihan siapa yang akan memimpin gereja Katolik sepeninggal Paus Fransiskus.
Pemilihan sendiri berlangsung pada pukul 16.00 waktu Roma. Jika seorang kardinal mendapat 2 per 3 suara, ia akan terpilih jadi Paus baru.
ADVERTISEMENT
Jika tak ada yang memenuhi hasil itu, pemilihan akan dilanjutkan pada Kamis.
Proses ini bisa berlangsung berjam-jam, berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.
Saat ini, para Kardinal yang tergabung dalam Dewan Kardinal tengah mengadakan misa khusus di Basilika Santo Petrus. Misa itu dipimpin oleh Kardinal Giovani Batista Re, pemimpin dari dewan kardinal.
Dalam ceramahnya pada misa itu, Giovanni sempat menyinggung kriteria baru calon Paus. Ia mohon pada Tuhan, agar gereja Katolik dianugerahi Paus yang membangkitkan kesadaran dan moralitas spiritual.
"Mari kita berdoa, agar Tuhan memberi kita Paus baru yang mengerti bagaimana membangkitkan kesadaran moral dan energi spiritual pada era ini. Terutama dalam era perkembangan teknologi yang pesat, tapi bagaimana kita tak lupa dengan Keagungan Tuhan," tutup Giovanni.
ADVERTISEMENT