Modifikasi Cuaca Cegah Banjir Diklaim Tak Kurangi Air di Jabodetabek

10 Januari 2020 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pengendara motor berteduh di halte bus, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (17/12). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pengendara motor berteduh di halte bus, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (17/12). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mencegah banjir di Jabodetabek dinilai mulai membuahkan hasil. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mencatat intensitas hujan di kawasan Jabodetabek bisa dikurangi.
ADVERTISEMENT
Namun, beberapa pihak khawatir, berkurangnya intensitas hujan di musim hujan tegak lurus dengan berkurangnya cadangan air Jabodetabek di masa mendatang. Pihak TMC pun angkat suara menanggapi hal tersebut.
"Upaya (TMC) ini tak bisa secara eksak tak bisa membuktikan kekurangan air nanti. Yang kita lakukan kurangi saja. Harapanya dengan mengurangi hujan, hak tanah Jabodetabek tidak akan hilang, mendapatkan air," kata Kepala TMC BPPT Tri Handoko Seto di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Jumat (10/1).
BPPT yang didukung TNI AU hanya berupaya menghindarkan kawasan Jabodetabek dari ancaman banjir dengan mengurangi hujan.
"Yang kedua perlu dipahami kami tidak menghilangkan hujan di Jabodetabek. Hujan tetap terjadi di musim hujan," kata Seto.
Seorang petugas mempersiapkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Pangkalan Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (3/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
BPPT dibantu TNI AU masih akan melakukan modifikasi cuaca hingga pertengahan Februari, sesuai dengan prediksi puncak musim hujan dari BMKG. Persediaan garam NaCL untuk upaya itu pun dijamin masih tersedia.
ADVERTISEMENT
"Sesuai prediksi puncaknya akhir Januari sampai pertengahan Februari nanti. Soal garam nanti kami bisa minta produsen genjot terus," kata Seto.
Operasi TMC ini sudah dimulai sejak Jumat (3/1). Penerbangan dengan menyemai awan pun dilakukan dengan 2 sortie. Sortie penerbangan TNI AU masih akan mengarah ke barat.
Dua pesawat yang digunakan modifikasi cuaca yakni CN 295 dan CASA 212 akan membawa masing-masing 2,4 ton dan 800 kilogram garam NaCL. Garam tersebut ditebarkan ke awan sehingga hujan turun sebelum sampai Jabodetabek.