news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Muhammad Wahyu, WNI di Riyadh yang Beruntung Naik Haji 2020

31 Juli 2020 9:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Wahyu (kiri), WNI yang naik haji 2020 diwawancarai Konsul Haji-1 KJRI Jeddah Endang Jumali. Foto: Dok. Youtube Majlis Jumali
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Wahyu (kiri), WNI yang naik haji 2020 diwawancarai Konsul Haji-1 KJRI Jeddah Endang Jumali. Foto: Dok. Youtube Majlis Jumali
ADVERTISEMENT
Dari 13 WNI yang terpilih naik haji 2020, satu di antaranya adalah Muhammad Wahyu. Dia adalah seorang guru di Sekolah Riyadh Indonesia (SRI) dan baru setahun di sana.
ADVERTISEMENT
Cerita soal Wahyu ini bisa disaksikan di akun Youtube Majlis Jumali milik Konsul Haji-1 KJRI Jeddah, Endang Jumali. kumparan telah mendapat izin untuk mengutip.
Dalam percakapan dengan Endang Jumali, terungkap bagaimana Wahyu yang ditugaskan Kemendikbud sebagai guru SRI, bisa terpilih naik haji 2020. Dia baru ditugaskan mengajar di Riyadh pada Juli 2019 dan membawa keluarganya di Arab Saudi.
Wahyu menuturkan, jauh hari, dia sudah berniat haji tahun ini. Tapi, wabah corona datang sehingga dia ragu apakah akan ada haji pada tahun 2020.
Hingga kemudian ada pengumuman bahwa pemerintah Saudi tetap mengadakan haji, tapi jemaahnya hanya mereka yang menetap di Arab Saudi. Untuk ekspatriat, dipersilakan mendaftar secara online dalam waktu 5 hari.
ADVERTISEMENT
“Saya daftar hari kelima, masyaallah itu memang sudah waktu-waktu terakhir. Saya konsultasi pada orang tua minta ridhonya, semoga saya bisa, apalagi kan dibatasi, usia, dan berbagai hal-lah,” ujar Wahyu.
“Saya penginnya tuh bawa keluarga, terutama istri dan anak. Ternyata usia (dibatasi) minimal itu 20 tahun. Anak saya nggak bisa,” ujar Wahyu yang memiliki seorang anak balita ini.
Seperti diberitakan, syarat bagi WN asing daftar haji 2020 antara lain belum pernah menunaikan ibadah haji, bersedia dikarantina sebelum dan sesudah haji, usia 20-50 tahun, dan tidak memiliki penyakit kronis seperti diabetes dan darah tinggi.
Wahyu kemudian mendaftarkan diri ke situs Kementerian Haji Arab Saudi dengan melengkapi syarat yang ada.
“Alhamdulillah beberapa hari kemudian ada pengumuman, dikasih tahu teman. Saya cek, alhamdulillah saya lolos,” kata Wahyu gembira.
ADVERTISEMENT

Bingung Tapi Gembira

Teman-teman Wahyu yang mengajar di Sekolah Indonesia Riyadh dan Sekolah Indonesia Jeddah tidak ada yang lolos. Hanya Wahyu sendiri yang beruntung.
“Jadi saya sendiri (yang lolos), sempat bingung juga. Bingung campur bahagia, campur senang. Bingungnya karena tidak ada teman. Ya alhamdulillah, mungkin ini sudah panggilan. Ya, bismillah,” cerita Wahyu sambil tersenyum.
Jemaah haji 2020 mengenakan gelang pintar. Foto: Dok. Kementerian Media Arab Saudi
Setelah dinyatakan lolos, Wahyu dimasukkan dalam satu grup WA, diminta ke tempat pengecekan kesehatan untuk tes swab dan selanjutnya tidak boleh keluar rumah. Gelang pintar juga dipasangkan ke tangannya untuk mendeteksi mobilitas.
Wahyu menjalani karantina kesehatan selama dua minggu. Satu minggu atas inisiatif sendiri dan satu minggu setelah menerima gelang pintar.
“Jadi (saya) 2 minggu di rumah, tidak keluar-keluar,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

Berkenalan dengan Sesama WNI

Pada tanggal 25 Juli 2020 (4 Zulhijah 1441 H), Wahyu diminta berangkat dari Riyadh ke Jeddah dengan naik pesawat Saudi Arabia Airlines. Semua biaya ditanggung pemerintah Saudi.
Ternyata, ada 171 orang dari Riyadh yang lolos haji 2020.
Sesampai di Bandara Jeddah, rombongan dari Riyadh disambut oleh petugas haji.
“Masyaallah (petugas) sangat-sangat ramah, sangat-sangat nyaman, sangat terbuka. Apalagi melihat saya dari Indonesia. ‘Wah, Indonesia, masyaallah, apa kabar semuanya’, ya seperti itulah orang Arab kalau menyambut kita itu,” cerita Wahyu, jemaah haji Indonesia satu-satunya dari Riyadh.
Petugas menyambut para jemaah haji di Bandara King Abdulaziz di Jeddah, Arab Saudi, Sabtu (25/7). Foto: Kementerian Media Arab Saudi
Setelah tiba di Jeddah, Wahyu dan rombongan dibawa ke Makkah dan diisolasi di Hotel Four Points. Di sini, jemaah haji dikelompokkan dalam grup WA, ada grup bahasa Inggris dan grup bahasa Arab.
ADVERTISEMENT
Dari sinilah Wahyu tahu ada sejumlah WNI juga yang terpilih seleksi naik haji seperti dirinya.
“(Di grup WA jemaah) kenalan di situ, (menyebut) nama, negara, testimoni gimana tentang haji tahun ini, barulah tahu (ada) WNI,” ungkapnya.
Dari komunikasi lewat WA itu, Wahyu mendapat kontak 5 jemaah dari Indonesia. Mereka antara lain tinggal di Madinah, Makkah, dan Jeddah.
Sejumlah jemaah haji mengantre saat pengecekan suhu tubuh di Hotel Four Points di Makkah, Arab Saudi. Foto: Kementerian Media Arab Saudi
Selama diisolasi di hotel, Wahyu tidak boleh keluar kamar sama sekali. Jika keluar, maka akan didiskualifikasi.
Dalam konten Youtube itu, Endang Jumali juga bertanya apakah jemaah haji berjumlah 1.000 atau 10.000, dua angka yang muncul selama ini.
Wahyu menjawab bahwa berdasar dari apa yang dilihatnya, jumlahnya sekitar 1.000.
Jemaah haji melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah dengan menerapkan jaga jarak sosial (social distancing) di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Foto: AP Photo
Wawancara dengan Wahyu dilakukan saat Wahyu masih menjalani karantina di hotel, sehari menjelang hari pertama pelaksanaan haji pada hari Tarwiyah (29 Juli).
ADVERTISEMENT
Sementara saat ini jemaah telah berada di Muzdalifah untuk selanjutnya melakukan lempar jumrah dan Tawaf Ifadah di Masjidil Haram pada Jumat (31/7).
Cerita lengkap Wahyu yang beruntung naik haji 2020 di tengah pandemi virus corona, bisa disaksikan di bawah ini: