Oknum Prajurit yang Serang Polsek Ciracas Kebanyakan Dinas Sebagai Pengemudi

16 September 2020 13:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah anggota Brimob berjaga setelah penyerangan di Polsek Ciracas, Jakarta, Sabtu, (29/8). Foto: Asprilla Dwi Adha/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah anggota Brimob berjaga setelah penyerangan di Polsek Ciracas, Jakarta, Sabtu, (29/8). Foto: Asprilla Dwi Adha/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Polisi Militer TNI terus melaporkan perkembangan penyelidikan kasus penyerangan Polsek Ciracas. Dari data yang didapat, para pelaku kebanyakan adalah prajurit Bawah Perintah (BP), yang bertugas melayani para pejabat di lingkup TNI AD.
ADVERTISEMENT
"Jadi, mereka itu adalah rata-rata tamtama remaja yang mereka berdinas BP, bawah perintah. Tugasnya melayani pejabat dalam rangka pengemudi karena dapat data itu 21 orang (pelaku penyerangan) merupakan pengemudi," kata Danpuspom Angkatan Darat, Letnan Jenderal TNI Didik Wijonarko, saat konferensi pers soal penyerangan Polsek Ciracas di Mapuspomad, Rabu (16/9).
Karena bekerja sebagai sopir, mereka kebanyakan tidak tinggal di asrama batalyon. Para sopir ini biasanya melekat dengan para pejabatnya. Maka pembinaan seperti fisik atau mental mereka masih kurang.
"Karena pengemudi ini melayani orang sehingga proses pembinaan berjalan kurang maksimal. Sekarang kita tekankan siapa yang gunakan pengemudi harus dibina juga," ucap Didik.
Persoalan ini pun memberikan catatan bagi TNI AD. Meskipun mereka prajurit BP, mereka tetaplah prajurit yang mesti dibina. Karena, suatu saat para BP ini akan melaksanakan tugas operasi yang menuntut mental dan fisik yang prima.
ADVERTISEMENT
"Karena mereka itu prajurit kita, maka harus dibina, fisik dan mental kalau mereka melaksanakan tugas operasi. Pimpinan AD mulai menghitung proses pembinaan itu harus dimaksimalkan, jadi saya punya pengemudi, kewajiban saya ya membina pengemudi saya. Tentara tanpa kemampuan prima ya omong kosong, dia bisa melakukan tugas yang maksimal," pungkas Didik.