Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Panglima TNI Kembali Bacakan Puisi 'Tapi Bukan Kami Punya'
31 Mei 2017 11:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo kembali membacakan puisi 'Tapi Bukan Kami Punya', setelah sebelumnya puisi itu viral di media sosial. Gatot menyebut puisi itu sebagai gambaran kondisi bangsa saat ini.
ADVERTISEMENT
Puisi itu dibacakan Jenderal Gatot saat menjadi pembicara di Workshop Peneguhan Pancasila Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama di Hotel Novotel, Jalan Gunung Sahari, Jakarta, Rabu (31/5).
"Saya akan memberikan contoh, sekaligus membacakan puisi," ucap Gatot saat akan membaca puisi disambut tepuk tangan ratusan peserta workshop.

"Lihatlah hidup di desa, sangat subur tanahnya,sangat luas sawahnya, tapi bukan kami punya. Lihat padi menguning, menghiasi bumi sekeliling, desa yang kaya raya, tapi bukan kami punya.." ucap Gatot.
Riuh tepuk tangan menggema di ballroom hotel saat Gatot membacakan puisi karya Denny JA itu. Menurut Gatot, puisi 'Tapi Bukan Kami Punya' merupakan gambaran dari kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.
ADVERTISEMENT
"Bapak Ibu, seperti inilah keadaannya sekarang," tuturnya.

Menurutnya, banyak kekayaan alam yang ada di Indonesia, tetapi tidak semua lapisan masyarakat dapat menikmatinya. "Tempat kita sangat indah, semua orang berebut," kata Gatot.
Saat ini kata Gatot, yang dapat mempertahankan Indonesia yakni berpegang teguh pada Pancasila. Sebab dengan mengamalkan Pancasila dapat tercipta persatuan dan keadilan.
"Kalau Pancasila hilang, enggak ada kemanusiaan yang adil dan beradab," tegas dia.

Jenderal Gatot pertama kali membacakan puisi itu saat mengisi materi dalam Rapimnas Partai Golkar. Aksi Gatot itu menuai pujian tapi juga tak sedikit yang mempertanyakan karena Gatot seperti mengkritik pemerintah.
ADVERTISEMENT
Puisi itu dalam versi awal Denny JA, dibuat untuk mengenang wafatnya pemusik legendaris Leo Kristi. Judulnya 'Tapi Bukan Kami Punya', yang juga terinspirasi dari lirik lagu Leo Kristi: 'Salam dari Desa'.
"Jika saja para politisi lebih banyak membaca puisi, dan para penyair lebih peduli politik, kita akan hidup dalam dunia yang lebih baik," ucap Denny JA mengutip ucapan John F Kennedy merespons Gatot yang membacakan puisinya.
[Baca juga: Fadli Zon: Wajar Saja Panglima TNI Kritik Pemerintah]