Pelaku Mutilasi Sempat Main Game Online di Sela Mutilasi Jasad Rinaldi

21 September 2020 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses rekonstruksi pembunuhan dan mutilasi Rinaldi. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Proses rekonstruksi pembunuhan dan mutilasi Rinaldi. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kedua tersangka pemutilasi Rinaldi Harley Wismanu, yakni Laeli Atik Supriyatin dan Djumadil Al Fajri, diketahui sempat bermalam bersama dengan jasad Rinaldi di apartemen. Bahkan saat itu Djumadil masih sempat bermain game online di sela memutilasi Rinaldi.
ADVERTISEMENT
“Bahkan si DAF masih sempat dia menunggu L ini tidur. Sempat bermain game online, itu pengakuan dia,” ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/9).
Yusri mengatakan, keduanya juga mengaku kelelahan saat memutilasi potongan tubuh Rinaldi. Mereka memutuskan untuk menginap satu malam lagi di Apartemen di Pasar Baru, Jakarta Pusat.
“Nah, tanggal 13 itulah dia memotong sampai malam, alasan dari tersangka L, kecapean, ketiduran di situ,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Laeli dan Djumadil yang sedang butuh uang, menyusun niat jahat dengan membunuh Rinaldi dan menggasak habis hartanya.
Laeli lalu mengajak Rinaldi bertemu di Apartemen Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat, pada 9 September 2020. Sebelumnya, Laeli lebih dulu menyewa apartemen itu untuk tanggal 7-12 September 2020 via RedDoorz.
Proses rekonstruksi pembunuhan dan mutilasi Rinaldi. Foto: Dok. Istimewa
Rinaldi dan Laeli lalu bertemu di apartemen yang disewa Laeli. Sebelum keduanya masuk, Djumadil sudah berada di dalam dan bersembunyi di kamar mandi menunggu waktu yang tepat untuk membunuh Rinaldi.
ADVERTISEMENT
Tak cukup sampai di situ, Djumadil lalu menusukkan pisau ke tubuh Rinaldi sampai 7 kali. Tusukan itulah yang membuat Rinaldi semakin tak berdaya dan akhirnya tewas.
Setelah membunuh Rinaldi, kedua pelaku sempat kebingungan. Hal pertama yang mereka lakukan, yakni membawa Rinaldi ke kamar mandi agar tak dilihat orang.
Karena sulit membawa korban dalam keadaan meninggal, ide mutilasi itu pun muncul. Keduanya lalu keluar apartemen untuk membeli sejumlah perkakas.