Polisi: Manado dan Bali Rawan Konflik Masalah Transportasi Online

25 Maret 2017 10:39 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Polisi mengamankan sopir gojek yang terancam. (Foto: Lucky R/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi mengamankan sopir gojek yang terancam. (Foto: Lucky R/ANTARA)
Kepolisian menyebut ada beberapa daerah yang berpotensi rawan konflik antara transportasi online dengan transportasi konvensional. Konflik di antara kedua pihak beberapa kali terjadi di sejumlah daerah.
ADVERTISEMENT
"Manado, Bali potensi rawan untuk masalah transportasi online dan konvensional," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul dalam diskusi Polemik Sindo Trijaya Network yang bertajuk 'Kisruh Transportasi Online' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (25/3).
Diskusi Polemik Sindo Trijaya  (Foto: Nikolaus Harbowo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Polemik Sindo Trijaya (Foto: Nikolaus Harbowo/kumparan)
Martinus menyebut media sosial mempunyai andil memunculkan konflik yang terjadi, seperti konflik yang terjadi di Kota Bogor. Ia mengatakan sebenarnya di Kota Bogor tidak ada apa-apa ketika itu. Namun kemudian muncul isu pemukulan dan perusakan di media sosial sehingga konflik pun menjalar kemana-mana.
Martinus mengapresiasi adanya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 yang mengatur mengenai transportasi online agak lebih tertib. Ia pun menyebut kepolisian siap untuk mengawal dari sisi keamanannya.
ADVERTISEMENT
"Bagi kami, karena kami yang mengelola keamanan, perlu ada aturan-aturan itu. Itu dipakai supaya hak dan kewajiban orang itu ada," kata mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.
Secara terpisah Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, J.A. Barata, menyebut Permenhub dikeluarkan memang untuk menjaga ketertiban dalam hal transportasi. Terlebih saat ini terdapat transportasi online yang berkembang sangat cepat.
"Justru kami perlu melakukan peraturan ini. Ketika persaingan terjadi sekarang bukan antara konvensional dan online. Tapi juga kepada yang lain, antara angkutan yang online dan online juga. Maka kami harus lakukan penataan. Ini yang negara harus hadir, jadi kami harus menata semuanya supaya ini bisa berjalan sebaik-baiknya," kata Barata.
ADVERTISEMENT