Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Ragam Alasan Warga Tetap Pilih Pakai Sandal saat Naik Motor meski Berbahaya
15 Juni 2022 11:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Berbagai reaksi masyarakat timbul akibat imbauan tidak menggunakan sandal bagi pengendara motor. Mayoritas memang mengakui bahwa sepatu dapat melindungi, tetapi keberatan untuk pemberlakuannya secara masif.
ADVERTISEMENT
Imam (37), seorang tukang parkir di kawasan Pasar Minggu, mengaku sudah mengetahui informasi ini dan merasa tidak masalah. Menurutnya hal ini benar dapat melindungi kaki bila terjadi kecelakaan.
“Infonya sih sudah tahu, tapi belum tahu berlakunya kapan. Ya enggak sih, kalau rawan kecelakaan jadi enggak sakit (kalau pakai sepatu). Kaki juga terlindungi kalau pakai sepatu, enggak masalah,” ucap Imam kepada kumparan, Rabu, (15/6).
Respons serupa ditunjukkan Sukri (51), seorang pengendara ojek. Ia mengaku belum mengetahui aturan ini, tetapi merasa tidak masalah dengan adanya larangan penggunaan sandal saat bermotor.
“Duh, kurang tahu kalau kabar itu ya (aturan memakai sepatu). Kalau secara pribadi enggak (terberatkan) kalau kalau secara umum kayaknya kurang pas. Sebenarnya berbahaya sekali karena kan kita enggak tahu kalau kita kalau bermotor risikonya seperti apa. Seperti kalau di jalan raya kan lebih baiknya memakai sepatu," ungkap Sukri.
ADVERTISEMENT
Nyaman Pakai Sandal
Sementara salah satu pedagang di Pasar Cipete, Budi (31), mengatakan ia memakai sandal karena lebih nyaman untuk melakukan aktivitas sehari-harinya di pasar.
“Lebih nyaman, enggak ribet, kan di pasar kotor, becek,” kata Budi saat ditemui di lokasi, Rabu (15/6).
Dengan jarak rumahnya dekat dengan pasar, ia percaya tidak akan terjadi kecelakaan saat berkendara menuju pasar.
“Enggak [takut kecelakaan] kan kita rumahnya dekat pasar,” ungkapnya.
Terkait jika ada tindakan tilang karena menggunakan sandal jepit, Budi akan meminta keringanan kepada petugas kepolisian.
“Bingung juga ya, paling minta keringanan,” pungkasnya.
Berat Gonta Ganti Alas Kaki
Sementara itu beberapa orang lainnya merasa keberatan. Ali (36), pengunjung Pasar Minggu merasa keberatan dengan larangan ini, menurutnya larangan ini akan memberatkan masyarakat dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
ADVERTISEMENT
“Kasihan orang miskin, iya kalau orang kaya sepatu gonta ganti, kalau orang miskin kan enggak. Orang kalau ke pasar kan pakai sandal, ya kan?” ucapnya.
Saat ditanya apakah menggunakan sandal berbahaya untuk kaki saat berkendara, Ali menyebut hal ini hanya terjadi saat sedang celaka.
“Ya enggak (berbahaya) lah kalau enggak jatuh, kalau jatuh ya sama saja, kalau enggak apes ya enggak apa-apa,” pungkas Ali.
Kondisi ekonomi menurut pedagang Pasar Minggu, Aminah (61), juga menjadi permasalahan dalam menerapkan aturan ini. Menurutnya bila aturan ini diterapkan, setidaknya pemerintah dapat memberikan sepatu pada masyarakat terlebih dahulu.
“Kalau pakai sandal harus dibeliin dong. Ya enggak (memberatkan) yang penting dibeliin. Sebenarnya kalau pakai sepatu lebih aman sih, cuma sepatunya itu modal lagi,” ucap Aminah.
ADVERTISEMENT
Nekat Pakai Sandal Meski Pernah Kecelakaan
Salah satu pedagang, Samsul (41), contohnya. Dia dari rumahnya di kawasan Cipulir ke Jalan Raden Patah naik motor dan pakai sandal.
Menurut Samsul, alasannya menggunakan sandal jepit saat berkendara menuju warungnya untuk mempermudah dirinya berjualan.
“Karena mempermudah, kalau pakai sepatu, kan, kalau bikin kopi terkadang airnya ketetesan sepatu, jadi kotor,” kata Samsul saat ditemui di warungnya.
Samsul mengungkapkan, juga pernah mengalami kecelakaan saat menggunakan sandal jepit. Namun, saat itu ia menganggap kecelakaan yang dialaminya karena pengemudi lainnya yang menyalip kendaraannya saat melintas.
“Lukanya lumayan parah karena, kan, bukan kesalahan kita, kesalahan pengendara lain. Tiba-tiba dia [pengendara lain], kita mau belok ke kanan dia nyalip kita. Lukanya sembuh sekitar 2 minggu,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sepatu Alat Perlindungan Diri
Sementara itu Kakorlantas Polri, Irjen Pol Firman Shantyabudi mengingatkan warga khususnya pengendara motor untuk tidak mengenakan sandal saat berkendara. Alasannya sebagai alat perlindungan diri.
Menurutnya posisi sepatu sama pentingnya dengan helm standar bagi pemotor. Fungsinya sama-sama melindungi pengendara, dan meminimalisir fatalitas bila terjadi kecelakaan.
“Kalau dibilang sepatu mahal, baju pelindung mahal, ya lebih mahal mana dengan nyawa kita? Tolong itu juga dijadikan pertimbangan sehingga untuk keluar sudah siap dengan perlengkapan yang ada,” imbau Firman.
Sementara Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, pihaknya tidak akan melakukan tindak penilangan.
"Enggak ditilang," ujar Sambodo saat dihubungi, Selasa (14/6).
Sambodo menjelaskan, penggunaan sandal jepit itu menjadi sorotan lantaran tingkat fatalitas kecelakaan yang diakibatkan bisa lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
"Itu imbauan untuk upaya meningkatkan keselamatan dan mencegah fatalitas pada kecelakaan lalu lintas," terang dia.