Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Polisi menangkap 6 tersangka kasus pencarangan demo rusuh dan penggagalan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024. Mereka diketahui berkomunikasi menggunakan sandi 'mirror' melalui aplikasi WhatsApp (WA).
ADVERTISEMENT
“Ada sandi 'mirror' di WA. Jadi komunikasinya dengan sandi 'mirror' agar banyak orang tidak tahu,” ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/10).
Salah satu dari 6 tersangka yang ditangkap berinisial SH. SH merupakan orang yang diminta Dosen IPB, Abdul Basith untuk mencari eksekutor saat rusuh demo dan penggagalan pelantikan Presiden. Saat ini, Abdul Basith sudah berstatus tersangka dan ditahan.
“Misalnya di keyboard dibagi dua. Jadi A ketemu L dan seterusnya,” kata Argo.
ADVERTISEMENT
Argo juga mengatakan, grup tersebut berisi berita-berita hoaks serta ajakan untuk menggagalkan pelantikan presiden.
“Di brainwash di grup, di dalam WA grup bahwa komunis sedang berkembang di Indonesia. Berupaya untuk menggagalkan pelantikan presiden,” ujarnya.
Sementara Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKP Rovan Richard menambahkan, grup yang diinisiasi oleh salah satu tersangka ini diisi oleh orang-orang dari kelompok pengajian tertentu.
“Mereka dari grup-grup pengajian, ketemu, mencari orang-orang yang sepaham lalu dimasukin,” kata Rovan.
Keenam tersangka yang diamankan yakni, SH, E, FAB, RH, HRS, PSM. Keenam tersangka tersebut ditangkap di beberapa lokasi berbeda-beda.
Mereka juga berencana menyerang petugas dengan ketapel dan bola karet yang jika dilempar akan menciptakan ledakan, seperti petasan banting. Mereka juga berencana melepas 8 ekor monyet di tengah relawan yang berkumpul di Taman Pandang Istana.
ADVERTISEMENT