Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
Saling Sindir Sandi Vs Djarot soal Kasus Hukum
22 Maret 2017 10:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Sikap Cawagub DKI Sandiaga Uno yang tak bisa memenuhi panggilan Polda Metro Jaya dalam kasus penggelapan tanah, menuai sindiran dari rivalnya, Djarot Saiful Hidayat. Djarot membandingkan dengan Ahok yang tak pernah mangkir di persidangan.
ADVERTISEMENT
"Pak Ahok itu loh setiap Selasa mesti disidang. Enggak pernah mangkir, taat pada hukum," kata Djarot sambil makan nasi liwet di Jalan Pahlawan, Kebon Jeruk, Jakarta Selatan, Senin (21/03).
Nah, Sandiaga yang tahu Djarot menyampaikan komentar itu, menyindir balik dengan menganggap Djarot tak mengerti masalah yang dihadapi. Kasus ini berbeda dengan Ahok yang sudah jadi terdakwa di kasus penistaan agama.
"Saya rasa Pak Djarot tidak tahu masalahnya," ujar Sandiaga di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa(21/3) malam.
ADVERTISEMENT
Sandi sudah menjelaskan, alasan dia tak memenuhi panggilan Polda Metro Jaya kemarin siang, karena sudah dia lebih dulu menjadwalkan ke KPK bersama Anies untuk melaporkan perubahan LHKPN.
Kasus itu, kata Sandi, sudah terjadi lama tahun 2012 antara dua orang pengusaha superkaya dalam penjualan tanah di Curug di KM 25 Tangerang. Sandi mengaku tidak tidak terlibat. Namun bersedia memberi keterangan sebagai saksi.
"Karena saya terbukti sangat patuh hukum, dan apa pun yang saya lakukan selalu dalam koridor hukum," terang Sandi yang juga pengusaha itu.
Juru bicara Tim Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni, merespons komentar Sandi di atas. Menurut Toni, tidak ada maksud Djarot sok tahu urusan hukum Sandi. Publik juga tak ingin tahu apakah kasus ini urusan perseteruan dua, tiga atau 10 orang superkaya di sekitar Sandi.
ADVERTISEMENT
"Pak Djarot hanya menyarankan proses hukum harus dihormati. Bukan hanya Ahok, Sandiaga juga diminta harus menghormati proses hukum dan tidak menggunakan padatnya kegiatan sebagai alasan untuk meminta pengusutan kasus ditunda," terang Toni.
Dalam konteks ini, menurut Toni, Sandi bisa belajar dari Ahok yang tidak pernah sekalipun mangkir dalam proses hukum bahkan pernah punya inisiatif untuk mendatangi kepolisian tanpa dipanggil.
"Sandi terlihat gugup sekali dengan kasus ini sehingga terkesan baperan. Saran saya sebagai calon pemimipin mestinya Mas Sandi hadapi proses hukum dengan kepala tegak," ujar Sekjen PSI itu.
ADVERTISEMENT
"Kalau Mas Sandi merasa benar, mestinya enggak perlu mangkir dari panggilan polisi. Tidak perlu baperan dengan saran Pak Djarot agar menghormati proses hukum. Kecuali memang ada sesuatu yang membuat beliau takut," tutup Toni.
Live Update
Donald Trump berhasil melampaui ambang batas 270 suara elektoral untuk mendapat kursi presiden. Kemenangan Trump ditentukan lewat kemenangan di Wisconsin dan Pennsylvania. Jumlah suara elektoral Trump 277. Pesaingnya Kamala Harris mendapat 226.
Updated 6 November 2024, 15:18 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini