news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sederet Aksi Terorisme yang Dilakukan Pasangan Suami Istri: Banten-Makassar

29 Maret 2021 15:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota polisi mengumpulkan sisa serpihan ledakan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (29/3). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Anggota polisi mengumpulkan sisa serpihan ledakan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (29/3). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sepasang suami istri yang baru 6 bulan menikah menjadi pelaku utama bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3).
ADVERTISEMENT
Kasus ini menambah daftar panjang aksi terorisme di Indonesia yang dilakukan oleh suami-istri. Kebanyakan dari mereka terpengaruh terorisme dari media sosial, dan menjadikan mereka sebagai alat untuk melakukan aksi radikal.
Ada beberapa kasus terorisme yang melibatkan suami-istri. Beberapa di antaranya memakan jumlah korban jiwa yang tak sedikit. Berikut kumparan merangkum daftarnya;

Bom Gereja Surabaya, 13 Mei 2018

Seorang perempuan mengamati foto-foto korban tragedi bom gereja Surabaya usai mengikuti misa peringatan tragedi tersebut di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/5). Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Pengeboman di Surabaya merupakan rangkaian sejumlah peledakan bom di beberapa tempat di Surabaya, Jawa Timur, pada 13 Mei 2018. Tiga lokasi yang menjadi sasaran adalah Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, dan GKI Diponegoro.
Pelakunya bom bunuh diri di 3 gereja ini adalah satu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri bernama Dita Upriyanto (48), Puji Kuswati (43), dan empat orang anaknya yang bernama Yusuf Fadil (18), Firman Halim (16), Fadilah Sari (12), dan Pamela Rizkita (9). Mereka diketahui baru saja datang dari Suriah dan merupakan simpatisan ISIS serta jaringan JAD dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).
ADVERTISEMENT
Dalam aksi bom bunuh diri ini, Dita mengemudikan mobil dan menabrakkannya ke GPPS Jemaat Sawahan. Sebelumnya ia menurunkan istrinya dan dua anak perempuannya di GKI Diponegoro. Ketiganya telah dipasangkan bom di bagian pinggang mereka.
Sementara dua anak laki-laki mereka menjadi pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela. Mereka mengendarai sepeda motor dan memangku bom yang akan diledakkan.
Sebanyak 13 orang tewas dan 33 orang lainnya terluka dalam rangkaian bom bunuh diri tersebut.

Bom Polrestabes Surabaya, 14 Mei 2018

Pengamanan ledakan bom di Surabaya Foto: Antara/Didik Suhartono
Aksi bom bunuh diri ini terjadi sehari setelah kasus bom bunuh diri 3 gereja di Surabaya. Tanggal 14 Mei 2018 pukul 08.50 WIN, sebuah ledakan terdengar di pintu gerbang Polrestabes Surabaya, ketika dua sepeda motor berusaha masuk ke dalam kantor polisi dan melakukan aksi bom bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Pelakunya adalah sepasang suami istri bernama Tri Murtiono (50) dan Tri Ernawati (43) beserta 3 anaknya. Diketahui ledakan berasal dari 2 sepeda motor. Empat pelaku tewas, sementara 10 warga dan polisi terluka. Namun polisi berhasil menyelamatkan anak perempuan pelaku dari lokasi kejadian.
Kapolri saat itu Jenderal Polisi Tito Karnavian mengungkapkan motif mereka melakukan bom bunuh diri.
"Kenapa melakukan di Surabaya? Karena mereka menguasai daerah atau sel ini. Kenapa mereka melakukan aksi ini? Karena pimpinan JAD (Jamaah Anshorut Daulah, Aman Abdurrahman) Jatim ditangkap," kata Tito saat jumpa pers di Mapolda Jawa Timur, Senin, 14 April 2018.

Bom Panci Polres Indramayu, 15 Juli 2018

Rilis bom panci. Foto: Aldis Tannos/kumparan
Tanggal 15 Juli 2018 pasangan suami istri melemparkan bom panci yang berisi bahan peledak ke Mapolres Indramayu, Jawa Barat. Keduanya diketahui sebagai bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang dipimpin oleh Aman Abdurrahman.
ADVERTISEMENT
Suami istri ini mengendarai sepeda motor dan berusaha masuk ke Polres Indramayu. Saat ditegur polisi yang berjaga, mereka tak mau berhenti.
Melihat hal itu, polisi langsung mengeluarkan tembakan peringatan hingga tembakan ke arah kedua pelaku. Keduanya lantas berbalik arah menuju gerbang keluar Mapolres Indramayu dan melemparkan satu panci ke arah penjagaan Polres dan berusaha melarikan diri hingga akhirnya ditangkap.
Sebelum pelemparan bom panci ini, sempat terjadi aksi baku tembak teroris dengan polisi di Jalan Kaliurang, yang menewaskan 3 orang teroris.

Penusukan Wiranto di Banten, 10 Oktober 2019

Menko Polhukam Wiranto (kedua kiri) turun dari mobil sebelum diserang orang tak dikenal dalam kunjungannya di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019). Foto: ANTARA FOTO
Menko Polhukam Wiranto menjadi korban penusukan yang dilakukan sepasang suami istri, saat dirinya melakukan kunjungan ke Lapangan Alun-alun Menes, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten.
ADVERTISEMENT
Kedua pelaku bernama Syahrial Alamsyah alias Abu Rara dan istrinya Fitria Diana. Wiranto ditikam di bagian perut. Setelah Wiranto terjatuh, pelaku melakukan perlawanan hingga melukai dada ajudan Wiranto, Fuad Syauqi.
Sementara istri Abu Rara juga ikut menyerang dari belakang menggunakan pisau kunai, yang mengakibatkan seorang anggota polisi Kompol Daryanto mengalami luka di bagian punggung.
Keduanya berhasil diamankan hingga kasusnya disidangkan tak lama kemudian. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara kepada Abu Rara dan istrinya.

Bom Gereja Katedral Makassar, 28 Maret 2021

Petugas mengangkat kantong jenazah berisi bagian tubuh dari terduga pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3). Foto: INDRA ABRIYANTO/AFP
Bom dengan daya ledak high explosive meledak di halaman depan Gereja Katedral Makassar, pada Minggu (28/3) sekitar pukul 10.30 WITA, saat jemaah gereja baru saja mengadakan misa Palma, yang merupakan rangkaian ibadah Paskah.
ADVERTISEMENT
Akibat bom tersebut, sejumlah bagian gereja mengalami kerusakan. Misalnya pagar, kaca pecah, motor yang diduga dibawa pelaku rusak parah. Lalu, ada dua mobil yang mengalami kerusakan pada kaca yang terparkir di depan gereja.
2 terduga pelaku bom katedral makassar. Foto: Dok. Istimewa
Dalam insiden tersebut, jumlah korban luka akibat bom bunuh diri yang masih dirawat di rumah sakit tinggal 15 orang. 13 di antaranya di rawat di RS Bhayangkari Makassar dan 2 lainnya di RS Siloam.
Polisi mengatakan, ini merupakan aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh sepasang suami istri. Mereka berinisial L dan YSF, dan baru 6 bulan menikah.
Hingga kini polisi masih mencari tahu motif di balik serangan bom bunuh diri tersebut.
ADVERTISEMENT