Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Venezuela Mati Lampu Hampir 24 Jam, Presiden Maduro Salahkan AS
9 Maret 2019 11:27 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
ADVERTISEMENT
Mati lampu terjadi di Venezuela hampir selama 24 jam. Presiden Nicolas Maduro menuding insiden ini merupakan ulah Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Tidak cuma hampir selama 24 jam, mati lampu yang terjadi sejak Kamis (8/3) lalu berlangsung hampir di seluruh wilayah di Venezuela .
"Peperangan elektrik sudah diumumkan dan dilangsungkan oleh imperialis AS terhadap rakyat kami," sebut Maduro seperti dikutip dari AFP, Sabtu (9/3).
Perusahaan listrik yang beroperasi di Venezuela, Corpolec, menyatakan telah terjadi sabotase di PLTA Guri Dam. PLTA tersebut merupakan salah satu terbesar dan memasok aliran listrik di hampir seluruh negara.
Ada 23 negara bagian di Venezuela yang mengalami pemadaman listrik. Sementara di ibu kota Caracas mati lampu berlangsung selama enam jam.
Menteri Komunikasi Venezuela Jorge Rordriguez menuduh senator AS dari Partai Republik Marco Rubio terlibat di sabotase listrik. Sebab, Rubio telah memprediksi kejadian ini sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Merespons tudingan Venezuela , Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menolak tuduhan Washington di belakang insiden pemadaman listrik. Ia malah balik menuding yang harus bertanggungjawab atas penderitaan di Venezuela adalah Presiden Maduro.
"Mati lampu dan kelaparan merupakan hasil dari tidak kompetennya rezim Maduro," kata Pompeo.
Sejak memerintah di Venezuela 2013 lalu, Presiden Maduro berhadapan dengan krisis ekonomi dan politik. AS sudah tak mengakui pemerintahan Maduro, mereka menyatakan presiden sah Venezuela saat ini adalah pemimpin oposisi Juan Guaido.