5 Penyakit Mobil yang Kelamaan Nganggur di Garasi

5 Mei 2020 16:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Mobil Parkir di Garasi Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mobil Parkir di Garasi Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
ADVERTISEMENT
Penerapan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB membuat mobil lebih sering terparkir di garasi. Hal ini justru bisa memicu beberapa kerusakan pada kendaran Anda.
ADVERTISEMENT
Seperti dikatakan oleh Dealer Technical Support PT Toyota Astra Motor (TAM), Didi Ahadi. Menurut dia, Mobil yang terlalu lama tak digunakan akan menurunkan performa atau kualitas komponen tertentu.
"Mobil yang jarang digunakan tentu ada risiko yang harus diambil. Saran saya meski mobil tak digunakan karena mematuhi WFH da PSBB, sebaiknya tetap dipanaskan minimal 1 minggu sekali cukup 15 menit saja," kata Didi saat dihubungi kumparan belum lama ini.
Aki rentan tekor
Ilustrasi Jumper Aki Mobil. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
Risiko pertama adalah komponen aki yang akan mengalami tekor. Umumnya mobil akan sulit dihidupkan karena terlalu lama tak digunakan. Menurut Didi, hal ini kerap kali terjadi pada mobil yang komponen akinya sudah lebih dari 1 tahun.
"Aki ini memiliki parasitic current yang setiap hari mengalami penurunan. Apalagi mobil sekarang sudah ada alarm, dia akan terus tersedot (daya listriknya) meski mobil dalam keadaan mati. Makanya mengapa penting memanaskan mobil untuk mengisi ulang daya listrik di aki," paparnya.
ADVERTISEMENT
Penurunan kualitas BBM
Ilustrasi tutup tangki BBM pada mobil. Foto: dok. Istimewa
Efek selanjutnya dari mobil yang jarak digunakan menurut Didi adalah menurutnya kualitas BBM kendaraan. Ini terjadi karena adanya proses penguapan, jika lama dibiarkan akan muncul endapan yang akan mengganggu sistem saluran bahan bakar.
"Kalau bensin basi itu biasanya terjadi pada mobil yang enggak dinyalakan bertahun-tahun. Tapi kalau hanya sebulan mungkin penurunan kualitas oktan saja," jelas Didi.
Tumbuh jamur di dalam kabin
Dashboard Toyota Kijang generasi keempat Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Tumbuhnya jamur di dalam ruang kabin, kata Didi biasanya ditandai dengan adanya bercak-bercak putih. Iklim Indonesia yang masuk dalam kategori tropis punya tingkat kelembaban yang cukup tinggi, ini jadi alasan mengapa mobil yang tak digunakan cepat ditumbuhi jamur.
"Karena tidak dipakai dan terus lembab, timbul jamur di interior seperti di setir, door trim, dan kisi-kisi AC. Saran saya letakkan penetral lembab dia bentuknya seperti silica gel, itu cukup membantu," paparnya.
ADVERTISEMENT
Cat kusam
Salah satu SUV besutan Pyeonghwa Motors. Foto: dok. Wikimedia
Risiko cat kusam lebih besar menimpa mobil yang terparkir tanpa dilindungi atap atau kanopi. Cat mobil yang terpapar sinar matahari langsung akan mengikis lapisan pernis. Nah, maka dari itu Didi menyarankan untuk menggunakan sarung mobil untuk melindungi cat.
"Tapi jangan asal pilih, pilih yang memiliki pori-pori. Kan sekarang banyak yang jual cuma bahan terpal saja dan tipis itu malah bisa bikin nempel ke cat," katanya.
Piringan rem berkarat
Perawatan cakram mobil Foto: dok. autotrainingcentre
Ketika mobil tidak digunakan dalam kurun waktu lama apalagi dibiarkan terkena hujan, karat akan muncul pada piringan cakram.
Didi mengatakan ini adalah proses alamiah antara lingkungan dengan benda yang berbahan besi. Saran dia, ketika sudah terlihat adanya karat segera jalankan mobil untuk mengikis karat tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kalau terasa seperti mengunci padahal rem tangan sudah OFF, tidak apa-apa dipaksa saja (jalankan). Nanti dia akan normal dan karat itu akan hilang karena bergesekan dengan kampas," ungkapnya.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.