Akhir Perjalanan Panjang 30 Tahun Sang Rajanya Diesel, Isuzu Panther

4 Februari 2020 13:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan depan Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan depan Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perjalanan panjang Isuzu Panther, nampaknya akan segera berakhir. PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) pesimis sanggup mempertahankan hidup Panther di Indonesia, khususnya saat regulasi Euro 4 mulai berlaku di 2021.
ADVERTISEMENT
Faktor jualan yang terus menurun, tampilannya yang konservatif, serta teknologi mesin dieselnya yang tidak sesuai dengan standar Euro 4, disinyalir menjadi penyebabnya.
“2019 kemarin penjualan Panther satu tahun penuh hanya 763 unit, berarti sebulan 60-an unit. Makin turun, pada 2018 masih di 950-an unit,” ujar General Manager Marketing IAMI, Attias Asril, Senin (4/2).
Namun, sebelum mengalami penurunan penjualan hingga kemungkinan akan disuntik mati pada 2021 mendatang, Panther sebenarnya sempat memasuki masa kejayaannya, yaitu pada era 90an hingga 2000an awal.
Kala itu, Panther menjadi lawan tangguh bagi para rivalnya seperti Toyota Kijang dan Mitsubishi Kuda. Salah satu keunggulan yang ditawarkan Panther, tentu saja mesin dieselnya yang legendaris.
Lantas, bagaimana perjalanan panjang 29 tahun Isuzu Panther di Indonesia? Berikut kumparan sajikan sejarah singkatnya.
ADVERTISEMENT
Isuzu Panther Kotak Foto: dok. Wikimedia
Tahun 1991 menjadi awal petualangan Panther di pasar Indonesia. Saat itu, Panther yang awalnya hadir sebagai sebuah pikap dan diubah menjadi sebuah mobil penumpang dalam bentuk karoseri.
Pada generasi ini, Panther berkode bodi TBR52 hadir dalam 4 varian karosesi, yaitu Bravo, Miyabi, Sparta, dan Golden. Untuk jantung mekanisnya, dibekali mesin diesel 4-silinder berkode C223 dengan kapasitas 2.3 liter.
Mesin itu menjanjikan tenaga 72 dk pada 4.300 rpm dan torsi 140 Nm pada 2.400 rpm.
Selanjutnya di tahun 1993, Panther generasi pertama diproduksi kembali oleh karoseri yang berbeda, yaitu PT Pulogadung Pawitra Laksana, yang merupakan anak perusahaan Astra International.
Di tahun tersebut, Isuzu juga turut mengganti 4 nama varian sebelumnya, menjadi Hi Grade, Grand Deluxe, Deluxe, dan Standard.
ADVERTISEMENT
Merespons sambutan positif pada generasi awalnya, di tahun 1996 Isuzu melakukan penyegaran yang sangat signifikan pada diri Panther.
Selain melakukan ubahan pada tampilan eksterior dan interiornya, Isuzu Panther juga dibekali dengan mesin diesel baru berkode 4JA1. Mesin itu memiliki spesifikasi 4-silinder OHV Direct Injection berkapasitas 2.5 liter.
Di atas kertas, mesin tersebut menjanjikan tenaga 79 dk pada 3.900 rpm dan torsi 170 Nm pada 2.300 rpm.
Untuk variannya, di versi facelift ini tersedia 10 pilihan, yaitu, Hi Sporty, Sporty, New Hi Grade, Hi Grade, New Royale, Grand Royale, Royale, Deluxe, Standard, dan Pick Up.
Isuzu Panther Kapsul Foto: dok. Wikimedia
Memasuki awal 2000an, Isuzu menghadirkan generasi terbaru dari Panther. Di generasi terbarunya ini, Panther hadir dengan tampilan yang jauh berbeda.
ADVERTISEMENT
Desainnya yang lebih membulat membuatnya disebut sebagai Panther kapsul. Maklum saja, saat itu juga sedang tren penyebutan ‘kapsul’ untuk Toyota Kijang.
Pada versi ini, Panther tersedia dalam 2 pilihan mesin, yaitu non turbo dan turbo. Tenaga keduanya sama-sama 79 dk, perbedaan hanya terletak pada torsi yang dihasilkan.
Bila pada mesin diesel non turbo memiliki torsi 170 Nm, maka pada versi turbo-dieselnya punya torsi yang lebih besar, yaitu 192 Nm. Selain hadir dengan 2 pilihan mesin, di varian ini Panther juga dibekali dengan pilihan transmisi baru, yaitu otomatik.
Untuk jenis variannya, Panther Kapsul tersedia dalam 7 varian, yaitu Touring, LS Hi-Grade, SS, LV, SV, LM, dan SM.
Isuzu Panther Foto: dok. wikimedia
Di tahun 2004, Isuzu melakukan penyegaran pada diri Panther Kapsul. Ubahan tersebut terletak pada bagian eksterior, seperti bentuk lampu dan grille, serta pada bagian interior.
ADVERTISEMENT
Pada versi facelift ini juga, Isuzu menghadirkan dua varian baru, yaitu LV Adventure dan Grand Touring, yang merupakan varian teratas. Hadir juga varian Smart yang menggantikan varian LM.
Selanjutnya di tahun 2007, Isuzu akhirnya memutuskan untuk membekali seluruh varian Panther dengan mesin turbocharger. Alasannya, tentu saja untuk memenuhi standar emisi Euro 2.
Tidak cukup sampai disitu, pada tahun 2009, Isuzu kembali melakukan pembenahan pada sisi eksterior dan interior Panther. Sayangnya, di tahun ini juga, Isuzu memutuskan untuk tidak lagi menyediakan pilihan transmisi Panther.
Beberapa varian pun turut dihapuskan, sehingga Panther hanya tersedia dalam 5 varian saja, yaitu Smart Turbo, LV Turbo, LV Adventure, LS Turbo, dan Grand Touring.
Tampilan depan Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Lalu di tahun 2013, Isuzu kembali melakukan penyegaran di mana ini jadi yang terakhir. Ubahannya di sektor desain tampilan instrumen, ban serep yang tidak lagi di belakang, serta penyematan kamera parkir mundur.
ADVERTISEMENT
Pada facelift terakhir ini, Isuzu juga kembali menghapus satu variannya, yaitu LV Adventure.
Setelah melalui perjalanan panjang hampir 30 tahun, Isuzu Panther kemungkinan besar akan memasuki masa pensiunnya di tahun 2021. Meski nantinya, Panther sudah tidak lagi diproduksi dan dipasarkan oleh Isuzu, identitas Panther sebagai sebuah MPV diesel legendaris nampaknya tidak akan pernah hilang.
Panther akan terus dikenang sebagai Rajanya Diesel.