Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Demam Vespa di Indonesia Dimulai dari “Kongo”
24 Maret 2017 15:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT

Vespa, kendaraan roda dua nan bahenol yang tak berjeruji, sampai sekarang masih terlihat melintas di jalanan kota-kota Indonesia. Padahal, skuter asal Italia itu, untuk yang berjenis klasik, sudah tak diproduksi lagi di dalam negeri.

Komunitas-komunitas pencinta Vespa pun tak surut meski skuter-skuter modern merek lain menyerbu masuk. Bagi mereka, Vespa tak sekadar sarana transportasi untuk mengantarkan pengendara atau penumpangnya dari satu tempat ke tempat lain.
ADVERTISEMENT

Vespa pertama kali masuk ke Indonesia pada zaman kolonial Belanda. Produk perusahaan sepeda motor Italia Piaggio yang tercipta pertama kali pada tahun 1946 usai Perang Dunia II ini, pertama kali masuk Indonesia akhir tahun 1960-an.
Saat itu hanya segelintir orang yang menggunakan Vespa. Namun, “Kongo” membuat demam Vespa dimulai di Indonesia.
Semua gara-gara TNI dan Vespa Congo. Begini ceritanya…

Sekitar tahun 1963, Indonesia mendapat tugas dari Perserikatan Bangsa-bangsa untuk menjaga keamanan di Kongo --negara di tengah Afrika-- yang dilanda perang saudara. Indonesia pun mengirimkan Kontingen Garuda sebagai bagian dari Pasukan Penjaga Perdaamaian PBB.
ADVERTISEMENT
Sepulangnya ke Indonesia, anggota Kontingen Garuda diberi penghargaan oleh pemerintah berupa Vespa Kongo.

Foto para tentara Indonesia berpose menunggangi Vespa Congo sontak viral, membuat Vespa jadi incaran pilihan transportasi masyarakat Indonesia. Apalagi saat itu motor-motor Jepang belum masuk.
Pada satu masa, pegawai negeri sipil (PNS) di Indonesia pun diperbolehkan membeli Vespa untuk sarana transportasi mereka dengan cara menyicil.

“Harga Vespa PS bekas sekitar Rp 700 ribu, masuk (ke Indonesia) tahun 1980-an. Saat itu, PNS diberi kesempatan untuk menyicil Vespa PS Rp 40 ribu per bulan selama lima tahun,” kata seorang ibu penggemar Vespa yang tak ingin disebutkan namanya.
ADVERTISEMENT
“Semakin tua tahun produksinya, makin mahal harga Vespa-nya,” kata Bonny Dwi Ananta, salah satu pendiri Chubby Scooter, komunitas pencinta Vespa, kepada kumparan (kumparan.com).
Apakah anda salah satu penggemar Vespa? Bagikan ceritamu yuk di kumparan.

Buat kamu penggemar Vespa, simak juga cerita berikut
