Efek Samping Modifikasi Roller CVT Motor Matik

13 Agustus 2019 8:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cover CVT Honda Vario 125 yang sudah  dilepas Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Cover CVT Honda Vario 125 yang sudah dilepas Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan motor manual yang menggunakan rantai dan gir, motor matik mengandalkan sistem CVT untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang.
ADVERTISEMENT
Maka tak heran, pemilik skutik kadang melakukan modifikasi di sektor CVT. Bila ingin meningkatkan akselerasi, umumnya mengganti komponen roller-nya.
Hassan, Head Mechanic Wahana AHASS Jatake, Tangerang, menjelaskan bahwa mengganti roller dengan bobot yang lebih ringan akan menghasilkan putaran bawah pada motor menjadi lebih enteng.
“Sebelum diganti, terlebih dahulu periksa bobot roller standar pada motor. Misalnya, punya bobot 12 gram per satu roller dikali enam buah. Jadi bobot keseluruhan nya 72 gram. Biasanya sih maksimalnya turunin atau naikin beratnya 2 gram,” terangnya saat dihubungi kumparan.
Roller CVT TDR Foto: TDR-Racing
Hassan menjelaskan, penggantian roller dengan bobot yang lebih ringan akan membuat akselerasi motor menjadi ringan namun harus mengorbankan top speed.
Tapi, menggunakan roller yang tak sesuai pabrikan tidak dianjurkan. Sebab, bisa membuat komponen roller-nya cepat aus, mesin meraung, dan kehilangan tenaga di putaran atas.
ADVERTISEMENT
“Banyak juga yang suka menyilang bobot roller, kaya pakai 10 dan 12 gram. Itu malah akan memperpendek usia roller sendiri. Untuk motor yang kebutuhan harian saya sarankan gunakan yang standar,” tuntasnya.