Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) terpaksa menenggak pil pahit, lantaran performa ekspor mobil utuh (Completely Built Up/CBU) mereka pada Januari-April 2019 harus terkoreksi 6 persen.
ADVERTISEMENT
Mengacu pada data internal TMMIN, tercatat sepanjang empat bulan pertama di 2019 ekspor hanya mencapai 61.600 unit. Sementara periode yang sama 2018 lalu, berhasil menyentuh angka 65.700 unit.
Bukan tanpa sebab, jalannya bisnis ekspor Toyota sedikit terganjal karena gejolak perekonomian global, adanya tendensi proteksionisme di beberapa negara, serta kondisi ekonomi di negara tujuan ekspor yang terganggu, khususnya di kawasan Timur Tengah dan Filipina.
“Naik turunnya kondisi perekonomian di sebuah negara tujuan ekspor merupakan hal di luar kontrol atau kendali kita dan tidak terhindarkan. Namun demikian, hal-hal seperti ini tentu telah kami perhitungkan dalam manajemen risiko,” tutur Bob Azam, Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN dalam keterangan resmi yang diterima kumparan beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Pertahankan Target
Rapor merah kinerja ekspor di Januari-April 2019, tak menggoyahkan TMMIN untuk mengoreksi target ekspor sampai akhir tahun. Mereka masih optimistis mematok pertumbuhan positif di angka 5 persen sampai akhir tahun.
“Kami masih optimistis target pertumbuhan di atas 5 persen dapat tercapai. Mulai pertengahan tahun, akan ada ekspansi ekspor ke negara tujuan baru di kawasan Amerika Tengah. Ditambah lagi permintaan fleet order dari negara-negara Timur Tengah, diharapkan membantu tercapainya target,” tuturnya.
Meski begitu, Bob Azam mengakui penambahan negara tujuan ekspor prosesnya tak singkat. Mereka harus studi pasar termasuk soal regulasi. TMMIN juga mengundang para distributor dari kandidat negara tujuan ekspor baru ke fasilitas produksi di Karawang, berdiskusi soal tren dan karakteristik pasar. Setelah selesai, mereka mengusulkan potensi perluasan ekspor ini ke pihak prinsipal untuk mendapatkan persetujuan.
ADVERTISEMENT
“Persaingan yang semakin sengit, ditambah dengan kondisi ekonomi global yang kurang stabil, membuat kami harus semakin proaktif dalam meningkatkan performa ekspor, tidak hanya menunggu order dari prinsipal. TMMIN membuat divisi khusus yang bertugas mencari pasar-pasar tujuan ekspor baru sebagai upaya dalam menjawab tantangan tersebut,” ucap Bob.
Dari total ekspor CBU bermerek Toyota, kontributor terbesar masih dari segmen Sport Utility Vehicle (SUV) Fortuner, dengan volume 14.400 unit atau menyumbang 23 persen.
Kemudian ada Rush dengan total pengiriman 12.600 unit (20 persen), serta Agya di tempat ketiga dengan volume 10.800 unit (18 persen). Selebihnya ada Vios 7.500 unit, Avanza 8.400 unit, serta 7.900 unit terdiri dari beberapa produk seperti Toyota Kijang Innova, Sienta, Yaris dan Town Ace/Lite Ace.
ADVERTISEMENT