Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Merebaknya virus corona atau COVID-19 telah menggerogoti bisnis jual beli motor bekas . Apalagi dalam kondisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), para pedagang harus menutup lebih awal tokonya bahkan ada yang benar-benar menutup sementara.
ADVERTISEMENT
Salah satu pedagang menuturkan, pendapatannya merosot hingga 80 persen. Virus corona dan beberapa kebijakan pemerintah yang diterapkan disebut membuatnya gigit jari.
"Ini bukan parah lagi mas, sudah 80 persen penurunannya. Di awal Maret itu penurunannya baru sekitar 30 persen, ternyata sekarang ini enggak terkontrol, kalau bisa dibilang tengkurap banget," keluh Dwi Aryanto, penggawa diler Antara Motor di bilangan Jakarta kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Ary sapaan karibnya menambahkan biasanya bisa menjual 100 unit selama sebulan. Namun kini, ia harus puas dengan menjual 20 unit saja.
Sementara itu, kebijakan perusahaan pembiayaan yang memperketat syarat kredit juga jadi tantangan lain.
"Permasalahan utama yang terjadi di motor bekas maupun baru itu pangsa pasarnya enggak ada. Sekarang juga kredit dari pihak leasing menerapkan kebijakan baru yang enggak semua bisa mengajukan. Kalau boleh dibilang, untuk karyawan kontrak udah enggak akan mendapat fasilitas pembiayaan," paparnya.
ADVERTISEMENT
Jual rugi
Tak tinggal diam, sejumlah promo dilancarkan untuk menarik minat konsumen. Ary pun rela rugi agar unitnya tidak mengendap di showroom.
"Dengan kondisi seperti ini yang penting motor bisa keluar. Balik modal saja sudah syukur banget, udah enggak mikirin untung lagi. Yang penting bagaimana caranya modal itu bisa diputar untuk hal-hal yang lain," paparnya.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.