Sebelum Formula E, Monas Pernah Jadi Arena Kompetisi Pebalap Nasional

13 Februari 2020 8:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indonesian Kart Race '93, di Silang Monas Jakarta, Minggu (29/8/1993). Foto: ANTARA/SDF12/PF01/ss/hp/93
zoom-in-whitePerbesar
Indonesian Kart Race '93, di Silang Monas Jakarta, Minggu (29/8/1993). Foto: ANTARA/SDF12/PF01/ss/hp/93
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum ramai rencana balapan Formula E yang akan digelar di kawasan Monas bergulir, sebenarnya kawasan yang menjadi ikon Ibu Kota Jakarta itu, pernah dikenal sebagai arena pertarungan para pebalap nasional.
ADVERTISEMENT
Pada awal tahun 90an, kawasan Monas kerap menggelar balapan formula mini atau gokart. Musababnya, memang kala itu keberadaan sirkuit gokart masih belum memadai.
“Karena dulu kan sirkuit Ancol sudah tidak ada, nah sirkuit gokart yang ada di dalam Sentul juga belum jadi waktu itu. Jadi ya mau tidak mau, dalam beberapa tahun di awal 90an, balapan gokart itu di sirkuit jalan raya, ” ujar Stanley Iriawan, mantan pebalap nasional yang pernah merasakan panasnya sirkuit gokart Monas.
Senada dengan Stanley, Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Sadikin Aksa, mengatakan bahwa dahulu tren balapan gokart memang identik dengan sirkuit jalan raya di perkotaan.
“Dulu akhir 80an hingga awal 90an, balapan gokart itu kan identiknya memang mendekat ke kota, jaman dulu. Dan kawasan Monas itu kan semuanya saat itu sudah aspal ya dan bagus juga kondisinya,” ujar Sadikin kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Babak penyisihan heat I intercon A yunior Indonesia Kart Race 93, di silang Monas Jakarta, Minggu (16/5/1993). Foto: ANTARA/SDF12/PF01/ss/hp/93

Euforia masyarakat

Seolah mengenang momen-momen balapan gokart di Monas saat itu, Stanley menyebut, masyarakat sangat merespons positif. Bahkan, tidak jarang ajang balapan tersebut selalu penuh sesak oleh para penonton.
ADVERTISEMENT
“Wah itu pasti ramai banget, karena dia posisi di tengah kota, jadi mungkin ada orang yang kebetulan lagi lewat, lagi jalan-jalan, lalu lihat ada balapan yang menarik, akhirnya ya menonton sekalian. Pokoknya ramai dan padat banget waktu, bahkan pagar treknya itu ya tumpukan karung dan penonton,” kenang Stanley.
Haridarma Manoppo, pebalap nasional yang juga pernah merasakan panasnya persaingan balap gokart di kawasan Monas kala itu, mengatakan bahwa keunikan dari mobil balap gokart juga menjadi daya tarik lain bagi masyarakat untuk menontonnya.
“Karena mungkin orang-orang saat itu melihat gokart masih sebagai sesuatu yang aneh, apaan sih nih kecil-kecil gitu mobilnya, terus kencang-kencang juga. Ditambah lokasinya di tengah kota, di pusat keramaian, jadi ya pasti ramai banget,” tutur Haridarma kepada kumparan, selasa (11/2) siang.
Pembalap Tonny Sudarsono usai melakukan "victory lap" setelah memenangi salah satu kelas dalam "Indonesia Kart 1991" di Silang Monas Jakarta, Minggu (3/3/1991). Foto: ANTARA/PU14/Koz/hp/NA/91
Adapun balapan gokart yang dilakukan di kawasan Monas kala itu, tidak hanya digelar sekali saja, melainkan 2 hingga 3 seri setiap tahunnya. Selain di kawasan Monas, balapan gokart juga digelar di beberapa kawasan pusat kota lainnya, seperti Kemayoran dan parkir timur Senayan.
ADVERTISEMENT
Beberapa pebalap top, pernah bertarung di sirkuit kawasan Monas, seperti Stanley Iriawan, Haridarma Manoppo, Rifat Sungkar, Hendra Angkasa, Tonny Sudarsono, Adri Sutowo, Beng Soeswanto, hingga dua anggota keluarga Cendana, yaitu Dandy dan Danny Rukmana.