Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
6 Perusahaan Swasta Ini Berlomba Tawarkan Wisata ke Luar Angkasa
26 Februari 2018 7:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Bagi kamu penggemar manga Jepang Doraemon, pasti pernah membaca salah satu cerita mengenai Nobita dan teman-temannya yang berwisata ke luar angkasa dengan naik kereta api dan berkeliling galaksi.
ADVERTISEMENT
Di masa mendatang, berwisata ke luar angkasa tidak akan hanya menjadi cerita fantasi dalam manga Doraemon, tapi bisa menjadi kenyataan.
Saat ini, eksplorasi luar angkasa bukan hanya bisa dilakukan oleh NASA. Sejumlah pihak swasta pun sudah mulai merambah bisnis penjelajahan antariksa. Bahkan, pemerintah AS sedang mencari perusahaan swasta yang berminat untuk meneruskan program Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) yang rencananya akan segera diakhiri pendanaannya oleh Pentagon.
Lalu, perusahaan apa saja yang kini telah merambah ke bisnis perjalanan antariksa ini? Berikut ini sebagian daftarnya.
1. Space Exploration Technologies (SpaceX)
SpaceX adalah perusahaan swasta yang dibangun oleh Elon Musk pada tahun 2002. SpaceX dibangun dengan tujuan yang cukup ambisius, yaitu membawa manusia untuk tinggal di Mars . Musk bahkan mengatakan bahwa sebentar lagi manusia akan bisa hidup di Mars.
ADVERTISEMENT
Pada 28 September 2008, Falcon 1 menjadi roket berbahan bakar cair pertama yang didanai dan dikembangkan oleh pihak swasta dan berhasil mengorbit mengelilingi Bumi.
Baru-baru ini SpaceX kembali menjadi bahan berita karena berhasil meluncurkan roket terkuat di dunia, Falcon Heavy pada 6 Februari 2018. Falcon Heavy meluncur dari Kennedy Space Center di Florida, AS. Falcon Heavy juga membawa mobil elektrik Tesla dan berencana untuk mencapai orbit terdekat Mars.
2. Orbital ATK
Orbital ATK yang sebelumnya bernama Orbital Science Corporation, didirikan oleh David W. Thompson, Bruce Ferguson, dan Scott Webster pada tahun 1982. Pada tahun 2014, Orbital mengumumkan perusahaannya melakukan merger dengan Alliant TechSystems dan menjadi perusahaan bernama Orbital ATK, Inc.
ADVERTISEMENT
Orbital ATK menjadi salah satu dari dua perusahaan yang memiliki kontrak dengan NASA sejak 1983. Roket Pegasus yang mereka kembangkan dapat membawa beban hingga seberat 443 kilogram sehingga Pegasus digunakan untuk mengorbitkan satelit kecil.
Pada tahun 2013, perusahaan ini menerbangkan kargo ke ISS dengan menggunakan roket kargo tanpa awak mereka, Cygnus. Roket ini membawa berbagai suplai untuk penghuni ISS dan bisa membawa beban hingga lebih dari 3 ton.
3. Blue Origin
Bezos sendiri pernah mengatakan, bila kita ingin bepergian ke luar angkasa, maka roket harus mampu untuk pergi dan pulang kembali, kemudian bisa digunakan lagi.
ADVERTISEMENT
“Launch, land, and repeat,” demikian motto Bezos untuk roketnya.
Pada 23 November 2015, roket New Shepard milik Blue Origin berhasil menjadi roket pertama yang melakukan soft landing secara vertikal setelah terbang hingga ketinggian 100,5 kilometer.
Setelah tahun 2015, roket New Shepard kemudian diterbangkan kembali ke luar angkasa hingga beberapa kali. Pada 12 Desember 2017 kemarin, New Shepard diterbangkan lagi ke luar angkasa untuk ketujuh kalinya.
4. Bigelow Aerospace
Bigelow Aerospace didirikan pada tahun 1999 di Las Vegas, Nevada, AS oleh Robert Bigelow, seorang pengusaha dan pemilik jaringan hotel Budget Suites of America.
ADVERTISEMENT
Bila perusahaan lainnya berfokus pada kendaraan untuk membawa manusia ke luar angkasa, Bigelow memiliki fokus lain, yaitu pada membangun tempat tinggal untuk manusia di luar angkasa.
Awalnya, Bigelow membangun inflatable space modules yang sejak 2016 digunakan oleh NASA untuk ISS. Bigelow memiliki rencana untuk meluncurkan dua buah space module yang dapat digunakan untuk komersial pada tahun 2021.
5. SpaceDev
SpaceDev dibangun pada tahun 1997 di Poway, California, AS. Pada tahun 2008, SpaceDev menjadi anak perusahaan dari Sierra Nevada Corp.
Perusahaan ini tercatat pernah mengembangkan pesawat luar angkasa yang dinamakan Dream Chaser yang merupakan kerja sama dengan NASA.
Pada 1 Februari 2010, perusahaan ini juga mendapat pendanaan dari NASA sebesar 20 juta dolar AS untuk mengembangkan pesawat luar angkasa yang dapat membawa penumpang.
ADVERTISEMENT
Fokus SpaceDev adalah membuat dan mengembangkan roket-roket yang bisa digunakan secara komersial.
6. Virgin Galactic
Anak perusahaan dari Virgin Group ini didirikan oleh Richard Branson pada tahun 2004 dan memiliki misi untuk mempermudah wisata ke luar angkasa.
Pada 1 Mei 2017, SpaceShip Two, pesawat luar angkasa milik Virgin Galactic mengudara untuk uji coba di Mojave, California. Pesawat tersebut rencananya akan menjadi pesawat yang membawa turis ke luar angkasa.
Untuk mencoba berwisata ke luar angkasa bersama Virgin Galactic, rencananya tiket akan dijual seharga 250 ribu dolar AS (sekitar 3,5 miliar rupiah) per kursinya.