Ada Gerhana Matahari 26 Desember, LAPAN Ajak Masyarakat Belajar Sains

24 Desember 2019 19:48 WIB
comment
12
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin. Foto: Kevin Baird via Wikimedia Commons (CC BY-SA 3.0)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin. Foto: Kevin Baird via Wikimedia Commons (CC BY-SA 3.0)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gerhana Matahari Cincin (GMC) diprediksi akan melanda sejumlah daerah di Indonesia pada 26 Desember 2019. Beberapa wilayah yang akan dilalui gerhana di antaranya adalah Padang Sidempuan, Sibolga, Kabupaten Siak, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
Kabupaten Siak, Riau, menjadi lokasi paling ideal untuk menyaksikan fenomena ini. Adapun Gerhana Matahari Cincin diprediksi akan dimulai pada pukul 12.15 WIB, lalu memasuki fase puncak pada pukul 12.17 WIB, dan berakhir pada pukul 12.19 WIB.
Sedangkan untuk Gerhana Matahari Sebagian bisa terlihat dari seluruh wilayah Indonesia, tergantung lokasi pengamatan. Misalnya di daerah Sumatra Selatan mencapai 80 persen, dan di Pulau Jawa mencapai 70 hingga 80 persen.
Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin. Foto: Kevin Baird via Wikimedia Commons (CC BY-SA 3.0)
Sementara untuk wilayah lain di Indonesia dapat melihat Gerhana Sebagian dengan porsi tertutup hingga paling sedikit 20 persen di wilayah selatan Papua. Untuk Bandung, Bulan akan menutupi 70 persen permukaan Matahari, dan di Jakarta Gerhana-nya mencapai sekitar 72 persen. Semakin mendekati jalur pusat Gerhana, porsi tertutupnya Matahari semakin besar.
ADVERTISEMENT
Dalam rangka menyambut fenomena alam yang sangat langka ini, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), akan menyelenggarakan berbagai kegiatan. Kegiatan itu akan digelar di beberapa daerah yang dilewati Gerhana, di antaranya Kabupaten Siak, Kampung Bunsur, Riau, dan Singkawang, Kalimantan Barat.
Kegiatan akan dibagi menjadi dua kategori, yakni pengamatan GMC dan edukasi keantariksaan. Dalam kegiatan pengamatan GMC, LAPAN akan berkolaborasi dengan para astronom, ilmuwan di bidang keantariksaan, dan komunikasi astronomi.
Sedangkan untuk kegiatan edukasi keantariksaan, mereka akan menghadirkan mini planetarium, talkshow seputar fenomena Gerhana Matahari Cincin, pameran hasil litbang LAPAN, pemutaran film sains, serta sosialisasi ke beberapa sekolah dan perguruan tinggi.
LAPAN juga berkolaborasi dengan Ristekdikti untuk menghadirkan workshop teropong lubang jarum untuk 100 peserta serta pameran fotografi Gerhana Matahari dan camera obscura.
ADVERTISEMENT
Mereka juga bekerja sama dengan Pemerintah Siak dan Pemerintah Kota Singkawang untuk menyelenggarakan beberapa kegiatan lain, seperti pertunjukan musik, bazar, kuliner, tabligh akbar, salat gerhana berjamaah, dan pemecahan rekor MURI untuk kacamata gerhana terbesar yang akan berlangsung di Kampung Busur, Kabupaten Siak.
Fenomena Gerhana Matahari Cincin. Foto: Twitter @infoBMKG
Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika Bulan berada segaris dengan Bumi dan Matahari, serta Bulan berada pada titik terjauh dengan Bumi. Hal inilah yang menyebabkan piringan Bulan akan terlihat lebih kecil daripada Matahari dan tidak akan menutupi piringan Matahari sepenuhnya.
Menurut LAPAN, dalam mengamati gerhana ada yang harus diperhatikan, salah satunya keamanan mata. Mereka mengimbau agar masyarakat tidak melihat langsung ke arah Matahari dengan mata telanjang.
Intensitas cahaya Matahari yang sangat kuat dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan. Beberapa peralatan yang dapat digunakan untuk mengamati Gerhana Matahari dengan aman antara lain, kamera pinhole (kamera lubang jarum), kacamata Matahari, binocular atau teleskop, dan kamera DSLR dengan filter khusus Matahari.
ADVERTISEMENT