Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kala musim hujan datang, berbagai hewan muncul ke permukaan, mulai dari kodok, katak, ular kobra yang kini meneror sejumlah daerah di Indonesia, hingga laron , hewan kecil yang kerap mengerumuni cahaya saat malam tiba.
ADVERTISEMENT
Bicara soal laron , ada yang unik dengan hewan yang satu ini. Mereka punya umur pendek saat tak kunjung memiliki pasangan alias menjomblo. Pertanyaanya, kenapa laron punya umur pendek jika tak ada pasangan? Apa dia enggak bakal punya keturunan? Lantas, bagaimana dia bereproduksi?
Untuk mengetahui lebih lanjut, mari kita kupas lebih dalam tentang apa itu laron.
Laron, serangga jenis rayap tanah
Dijabarkan dalam tesis berjudul “Pemaknaan Koleksi Serangga Museum Zoologicum Bogoriense dari Sudut Pandang Ethno-Entomologi” yang ditulis oleh M. Rofik Sofyan, mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia, laron yang memiliki nama ilmiah Macrotermes gilvus adalah jenis rayap tanah yang masuk dalam kelompok Isoptera dari keluarga termitidae.
Rayap hidup dan membuat sarang untuk koloninya di dalam tanah. Dari sarang tersebut, mereka akan membangun lorong-lorong yang menyambung ke berbagai penjuru untuk mencari kayu dan bahan selulosa lain sebagai bahan makanan.
ADVERTISEMENT
Dalam membangun sarang, mereka bahu membahu dan membagi tugas masing-masing. Hal ini dibedakan dalam sistem kasta yang dianut oleh rayap. Ada tiga kasta yang mereka anut, yakni kasta reproduktif, pekerja, dan prajurit.
Setiap kasta bisa dibedakan dari postur tubuhnya. Rayap prajurit, misalnya, mereka memiliki kepala yang lebih besar dan rahang yang kuat. Sedangkan rayap pekerja memiliki kepala yang lebih kecil ketimbang yang lainnya. Sementara rayap reproduktif punya dua pasang sayap di tubuhnya.
Tugas masing-masing kasta rayap juga berbeda. Rayap prajurit bertugas untuk menjaga sarang dan sang ratu dari predator lain. Rayap pekerja bertanggung jawab mengumpulkan makanan di dalam sarang, dan rayap reproduktif tentunya bertugas untuk membuahi dan bertelur.
Mengerumuni cahaya, mencari pasangan
ADVERTISEMENT
Nah, rayap yang sering keluar saat malam, dan mengerumuni cahaya lampu di pekarangan rumah hingga masuk sela-sela ventilasi, dia berasal dari kasta reproduktif atau yang lebih dikenal dengan sebutan laron .
Menurut Prof. Rosichon Ubaidillah, peneliti serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), saat musim hujan tiba laron akan keluar dalam jumlah banyak dengan cara terbang menyebar ke tempat lain, terutama lokasi yang terdapat cahaya.
Selain mencari tempat hangat, keluarnya laron menuju sumber cahaya tak lain melakukan ritual mencari pasangan untuk membentuk koloni baru. Mereka terbang lambat dengan menggantungkan badan di bawah sayapnya. Ukuran tubuh laron tak lebih dari 1 centimeter.
Ironisnya, jika mereka gagal mendapatkan pasangan, laron akan hidup hanya satu malam saja, dan kemudian mati ketika fajar datang.
ADVERTISEMENT
Bagi laron yang berhasil menggaet pasangan, mereka akan menanggalkan sayap dan berjalan mencari lubang di bawah tanah untuk kawin dan bertelur.
Koloni baru akan terbentuk setelah telur-telur itu menetas, dan memiliki banyak anak. Salah satu laron betina dari kasta reproduktif akan menjadi ratu baru. Tugas ratu hanyalah bertelur di sepanjang hidupnya dengan bantuan rayap-rayap reproduktif.
Rayap dianggap sebagai hama pengganggu karena sering merusak barang-barang yang terbuat dari kayu atau alat-alat rumah tangga. Kendati begitu, mereka juga bisa bermanfaat bagi manusia, salah satunya menjadi makanan yang mengandung banyak sumber protein.