Perubahan Iklim Bikin Harapan Hidup Anak-anak Semakin Terancam

15 November 2019 19:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kekeringan akibat perubahan iklim. Foto: Foto: Reuters/David Mercado
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekeringan akibat perubahan iklim. Foto: Foto: Reuters/David Mercado
ADVERTISEMENT
Ancaman perubahan iklim yang tengah dihadapi penduduk dunia saat ini tak main-main. Jika tidak ada komitmen kuat untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, maka dipastikan keberlangsungan hidup seluruh generasi kita bakal dipertaruhkan.
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim disebut-sebut dapat merusak kesehatan sekaligus pemicu meningkatnya risiko penyakit menular yang mematikan. Para ahli juga memasukkan malnutrisi dalam daftar panjang dampak buruk perubahan iklim.
Lalu, siapakah populasi yang paling rentan terkena dampak perubahan iklim? Jawaban peneliti, adalah anak-anak.
Ilustrasi anak-anak penderita gizi buruk Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Laporan The Lancet Countdown, koalisi dari 35 lembaga termasuk Bank Dunia dan WHO menunjukkan, bahwa polusi udara dan cuaca ekstrem telah menyebabkan kesehatan anak-anak di seluruh dunia terganggu.
Buruknya lagi, anak-anak bakal kerap tertular penyakit melalui udara. Kasus kekurangan gizi juga bakal ditemukan di mana-mana akibat gagal panen yang terjadi secara massal.
Tak cukup sampai di situ, dampak perubahan iklim juga merambah pada trauma mental dan fisik anak-anak yang menjadi korban bencana, seperti banjir bandang dan kebakaran hutan.
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim bikin suhu Bumi meningkat
Bicara soal dampak perubahan iklim, berarti tak lepas dari aktivitas industri yang menyebabkan suhu global meningkat. Pada Agustus 2019, misalnya, telah tercatat sebagai bulan terpanas yang membuat suhu Bumi menghangat satu derajat Celcius.
Berdasarkan data tersebut, sejumlah negara di dunia kemudian tergerak untuk membentuk Perjanjian Iklim Paris pada 2015 silam. Masing-masing negara yang bergabung menyepakati pembatasan kenaikan suhu maksimum Bumi menjadi 2 derajat Celcius, bahkan jika memungkinkan sampai 1,5 derajat Celcius.
Ilustrasi perubahan iklim. Foto: Pixabay
Sayangnya, fakta di lapangan menunjukkan bahwa emisi CO2 global justru mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Di akhir abad ini, perkiraan kenaikan suhu Bumi akan mencapai 4 derajat Celcius. Dengan kata lain, kondisi tersebut akan semakin membahayakan kesehatan manusia yang menghuni planet ini.
ADVERTISEMENT
Imbas kenaikan suhu Bumi pada keberlangsungan hidup anak-anak
"Seorang anak yang lahir hari ini memiliki harapan hidup global rata-rata 71 tahun, mereka akan hidup hingga tahun 2090. Itu artinya, anak-anak tersebut akan hidup pada masa ketika suhu Bumi mengalami peningkatan hingga 4 derajat Celcius," tegas Nick Watts, direktur eksekutif The Lancet Countdown, kepada AFP sebagaimana dilansir Phys.org.
Klaim tersebut juga datang dari 120 pakar yang merujuk pada data terbaru, serta pemodelan iklim untuk memprediksi tren kesehatan global.
Di beberapa belahan dunia, dampak kesehatan dari perubahan iklim akan mulai terasa pada minggu-minggu pertama setelah kelahiran bayi ke dunia.
Ilustrasi anak penderita malnutrisi di Somalia. Foto: Reuters
Dalam rentang waktu 30 tahun terakhir, hasil panen dari tanaman seperti jagung, gandum, dan beras akan menurun drastis. Inilah awal mula penyebab anak-anak berisiko tinggi mengalami kekurangan gizi.
ADVERTISEMENT
Malnutrisi tak lagi dapat dihindari, bahkan terus menghantui setiap tahap pertumbuhan anak-anak. Malnutrisi juga membuat sistem kekebalan tubuh mereka semakin lemah hingga memunculkan masalah untuk perkembangan anak-anak dalam jangka waktu yang cukup panjang. Para peneliti juga memprediksi akan semakin banyak anak-anak yang rentan terhadap wabah penyakit menular.