Planetarium Gelar Live Streaming Gerhana Matahari Cincin di YouTube

26 Desember 2019 9:27 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin. Foto: Kevin Baird via Wikimedia Commons (CC BY-SA 3.0)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin. Foto: Kevin Baird via Wikimedia Commons (CC BY-SA 3.0)
ADVERTISEMENT
Tidak semua wilayah Indonesia dapat melihat langsung fenomena Gerhana Matahari Cincin pada Kamis (26/12). Di Jakarta, misalnya, tidak akan dilewati oleh bayangan utama (umbra), sehingga yang terlihat hanya Gerhana Matahari Parsial. Meski begitu, Planetarium dan Observatorium Jakarta tetap menggelar acara nobar gerhana, termasuk menyiarkannya secara langsung di YouTube.
ADVERTISEMENT
Planetarium akan melakukan live streaming observasi Gerhana Matahari Cincin dari Batam bagi masyarakat Indonesia yang tidak memiliki waktu untuk mengunjungi lokasi pengamatan melihat fenomena alam ini. Siaran ini bisa kalian lihat di video YouTube di bawah ini:
Tayangan ini baru akan dimulai pukul 10.00 WIB. Kalian bisa tekan 'Setel pengingat' di laman tersebut, sehingga YouTube dapat memberikan notifikasi kepada pengguna ketika live streaming dimulai.
Planetarium juga membuka pengamatan umum Gerhana Matahari Parsial di Plaza Teater Jakarta, Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki. Pengamatan dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB.
Lembaga astronomi ini juga menyediakan sekitar 10 teleskop yang sudah dilengkapi dengan filter sehingga pengunjung dapat mengamati Gerhana Matahari Cincin, atau Parsial di Jakarta, dengan aman. Pengunjung yang datang juga akan diberi kacamata khusus dari Planetarium yang bisa dipakai untuk melihat langsung fenomena ini.
Planetarium Jakarta. Foto: Ulfa/kumparan
Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika Bulan berada segaris dengan Bumi dan Matahari, serta Bulan berada pada titik terjauh dengan Bumi. Hal inilah yang menyebabkan piringan Bulan akan terlihat lebih kecil daripada Matahari dan tidak akan menutupi piringan Matahari sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dalam mengamati gerhana ada yang harus diperhatikan, salah satunya keamanan mata. Mereka mengimbau agar masyarakat tidak melihat langsung ke arah Matahari dengan mata telanjang.
Intensitas cahaya Matahari yang sangat kuat dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan. Beberapa peralatan yang dapat digunakan untuk mengamati Gerhana Matahari dengan aman antara lain, kamera pinhole (kamera lubang jarum), kacamata Matahari, binocular atau teleskop, dan kamera DSLR dengan filter khusus Matahari.