Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Status Gunung Anak Krakatau ditetapkan pada Level II atau Waspada setelah mengalami erupsi pada Minggu (29/12). Akibatnya, kolom abu berwarna kelabu setinggi lebih dari 50 meter terlihat di atas puncaknya.
ADVERTISEMENT
Menurut Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, melalui Instagram resminya, abu tersebut memiliki intensitas sedang dan bergerak ke arah utara.
Erupsi Gunung Anak Krakatau terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 37 mm. Durasinya tak kurang dari 1 menit 59 detik. Berdasarkan visual CCTV, letusan mencapai 200 meter dari dasar kawah.
Pada Senin (30/12) pagi ini, kondisi kolom abu Gunung Anak Kratau pada pukul 07:53 WIB terpantau sudah mencapai 2.000 meter di atas puncak. Menurut pengamatan Badan Geologi, asap berwarna kelabu dengan intensitas tebal saat ini bergerak ke arah selatan.
Dari peristiwa tersebut, Badan Geologi telah mengeluarkan peringatan bagi para wisatawan agar tidak mendekati kawah dalam radius 2 kilometer.
ADVERTISEMENT
Hal ini untuk mengantisipasi potensi erupsi susulan yang bisa terjadi. Meski intensitasnya kecil, material letusan tetap bisa membahayakan keselamatan jiwa.
Tahun 2018 lalu, di bulan yang sama tepatnya pada 22 Desember, tsunami senyap menghantam Selat Sunda. Kala itu, Gunung Anak Krakatau juga disebut-sebut menjadi penyebab terjadinya tsunami yang menghantam pesisir Banten dan Lampung tersebut.