Praktisi Startup Optimis Indonesia Bisa Lebih Maju dari Silicon Valley

3 Desember 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi startup. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi startup. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Ada satu optimisme besar dalam sesi diskusi media launch The NextDev Summit 2019 di Jakarta, Selasa (3/12). Pasalnya, para praktisi startup dan pembicara yang hadir di acara tersebut yakin bahwa Indonesia dapat menyamai, bahkan melampaui, kemajuan ekosistem digital Silicon Valley.
ADVERTISEMENT
"Ini memang mimpi yang harus melalui proses," ungkap Tubagus Husniyullah, GM CSR Telkomsel. "Yang paling penting sebenarnya adalah kolaborasi. Tapi, kolaborasi ini butuh data yang kuat."
Tubagus menambahkan, dengan kekuatan data informasi itulah akselerasi startup dapat dipercepat. Dia juga yakin bahwa Indonesia dapat menciptakan ekosistem digital yang baik karena memiliki keuntungan bonus demografi.
GM CSR Telkomsel, Tubagus Husniyullah. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
Senada dengan Tubagus, CEO OmniVR, Nico Alyus, menyebut Indonesia punya kualitas sumber daya manusia yang mumpuni. Alih-alih menyamai kesuksesan Silicon Valley, Nico bahkan yakin Indonesia mampu melampauinya.
"Iya, potensial (menyamai Silicon Valley). Tapi, pertanyaannya, haruskah kita jadi the next Silicon Valley? Karena, Silicon Valley itu terbentuk karena kebetulan," kata Nico pada kesempatan yang sama.
"Oke, kita boleh lihat Silicon Valley sebagai role model. Tapi, seharusnya kita bisa even more than that," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Gerald Sebastian, co-founder dan Business Director Kok Bisa. Menurutnya, Indonesia punya kemampuan melampaui Silicon Valley karena memiliki potensi besar yang belum terealisasikan. Potensi tersebut adalah pangsa pasar yang belum dimaksimalkan.
Acara Konferensi Pers The Next Dev Summit 2019 di Jakarta, Selasa (3/12). Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
"Kalau melihat potensi di Indonesia ini memang gede banget. Sekarang kita ada lima unicorn, dan itu pasarnya di Indonesia doang, belum sampai ke luar," jelas Gerald.
Meski ekosistem digital di Indonesia punya potensi yang besar, Gerald menyebut hal itu perlu dimaksimalkan terlebih dahulu dengan menggelar banyak tech hub. Dengan tech hub inilah startup baru dapat berkembang dan menjadi besar.
Adapun keberadaan tech hub ini perlu disebar di seluruh wilayah Indonesia, kata Nico. Pasalnya, Indonesia adalah negara kepulauan dengan wilayah yang luas.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau di Indonesia mau bikin yang lebih besar dari itu, bukan bikin satu Silicon Valley, tapi bikin tech hub yang banyak," kata Nico. "Yang kita butuh bukan cuma berada bersama startup yang lain, tapi akses ke konsumen kita. Dan itu nggak bisa kalau konsumen kita ada di Indonesia timur, sementara Silicon Valley-nya ada di Jakarta."
Nico Alyus, CEO OmniVR. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan