Alas Purwo di Banyuwangi, Makin Mistis Makin Dicari

31 Oktober 2019 12:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Foto: Dionesia Ika
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Foto: Dionesia Ika
ADVERTISEMENT
Nama Alas Purwo belum lama ini kembali mencuat di jagat sosial media karena dihubung-hubungkan dengan kisah viral KKN di Desa Penari. Namun sejatinya, hutan yang terletak di ujung tenggara Pulau Jawa, yaitu Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur itu sejak dulu memang dikenal angker dan penuh misteri.
ADVERTISEMENT
Hutan tertua di Pulau Jawa ini juga menyandang berbagai predikat magis seperti tempat pesugihan, tempat semedi, tempat berkumpulnya seluruh jin dan masih banyak lagi. Penamaan Alas Purwo sendiri konon juga diambil berdasarkan legenda yang berkembang di masyarakat.
Alas Purwo punya arti ‘Hutan Pertama’ atau ‘Hutan Permulaan’. Hal ini dihubungkan dengan mitos bahwa awal mula penciptaan Pulau Jawa dimulai dari Alas Purwo.
Gapura selamat datang di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Foto: Dionesia Ika
Masyarakat sekitar Alas Purwo juga dikenal sarat dan kental dengan warna budaya “Blambangan”. Mereka sangat percaya bahwa Alas Purwo merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit yang menghindar dari serbuan Kerajaan Mataram, dan meyakini bahwa di hutan itu masih tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring.
Cerita-cerita inilah yang mendasari banyak orang untuk melakukan semedi di goa-goa yang ada di dalam hutan tersebut. Banyak yang bilang mereka rela bersemedi di dalam gua hingga berhari-hari demi mendapatkan wangsit, berkah hingga ingin naik pangkat jabatan. Bahkan tak hanya mencari wangsit, ada juga yang bersemedi demi mencari keris. Konon, ada puluhan gua yang terdapat di dalam Alas Purwo.
ADVERTISEMENT
Meski Alas Purwo sangat kental dengan unsur Kejawen, namun uniknya di sekitar pintu masuk, terdapat peninggalan sejarah berupa ‘Pura Agung’ yang menjadi tempat upacara bagi umat Hindu yaitu Pagerwesi. Upacara tersebut diadakan setiap jangka waktu 210 hari.
Salah satu pura yang ada di dalam Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Foto: Dionesia Ika
Namun di balik kisah-kisah mistis itu, sejatinya Alas Purwo merupakan hutan lindung dan sudah ditetapkan sebagai taman nasional. Hutan ini merupakan salah satu kawasan bagi ratusan jenis flora dan fauna Indonesia.
Taman Nasional Alas Purwo memiliki luas sekitar 43.420 hektar dan terbagi menjadi beberapa zona bagian, yaitu zona inti 17.200 ha, zona rimba 24.767 ha, zona pemanfaatan 250 ha dan zona penyangga 1.203 ha. Dari kota Banyuwangi, kamu butuh 2 hingga 3 jam berkendara untuk sampai ke Alas Purwo.
ADVERTISEMENT
Adanya gua-gua yang dipercaya sebagai tempat mencari wangsit tersebut nyatanya merupakan bagian dari kondisi geografis taman nasional. Dilansir dari situs tnalaspurwo.org, secara fisiografis, Taman Nasional Alas Purwo terdiri dari empat unit bentuk lahan yaitu fluvial, organik, marin dan karst. Dari keempat lahan tersebut yang paling mendominasi yaitu lahan karst sehingga tak heran jika hutan lindung ini mempunyai banyak gua-gua dan aliran sungai bawah tanah.
Goa Istana, salah satu goa yang ada di dalam Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Foto: Dionesia Ika
Adanya kisah mistis di balik Alas Purwo ini juga diakui oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Namun alih-alih menghapus label angker tersebut, Anas justru menggunakannya untuk mempromosikan Alas Purwo.
“Semakin tersembunyi semakin dicari, semakin mistis semakin diminati. Itulah Alas Purwo,” ujar Anas di Jakarta beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Anas bahkan mendapat cerita langsung ada seorang mahasiswa Harvard School yang melakukan semedi di Alas Purwo. “Pulang-pulang dapat dua keris. Itu beneran,” ujarnya. Agar lebih menggelitik wisatawan, Anas juga sengaja menggelar Tour de Banyuwangi Ijen, kejuaraan internasional balap sepeda dengan titik start di Alas Purwo.
Ternyata kejuaraan yang digelar rutin sejak 2012 itu justru menuai animo peserta yang sangat luar biasa. Dalam salah satu postingannya, Anas mengatakan bahwa Tour de Banyuwangi Ijen merupakan salah satu ajang balap sepeda level 2.2 terbaik di dunia.
Gua Mayangkoro, salah satu gua yang ada di dalam Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Foto: Dionesia Ika
“Menuai pujian dari para pembalap luar negeri maupun para juri Federasi Sepeda Dunia atau UCI,” tulis Anas. Bahkan dalam waktu dekat, Banyuwangi juga sedang menyiapkan sebuah kejutan. Anas mengatakan pihaknya akan menggelar Festival Kejawen yang berpusat di Alas Purwo.
ADVERTISEMENT
“Nanti akan ada Festival Kejawen yang bertempat di Alas Purwo. Lho jangan ketawa, betul itu,” ujar Anas. Sayangnya Anas masih enggan menjelaskan lebih lanjut soal festival tersebut.
Nah, bagaimana denganmu? Apakah kamu berminat mengunjungi Alas Purwo? Tapi ingat, mitosnya jika kamu mengunjungi Alas Purwo dan mendengar suara asing memanggil, jangan langsung menengok ke belakang agar tak diculik oleh makhluk gaib yang ada di sana. Berani?